Tampak monitor pergerakan nilai tukar mata uang asing di Dealing Room salah satu Bank di Jakarta, Senin, 6 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Fintech

Rachmat Gobel : Waspada, Forex Nakal Bikin Rakyat Makin Miskin

  • Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel mengungkapkan adanya perdagangan mata uang asing (foreign exchange/forex) nakal berpeluang mengakibatkan masyarakat semakin miskin.
Fintech
Adinda Purnama Rachmani

Adinda Purnama Rachmani

Author

JAKARTA - Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel mengungkapkan adanya perdagangan mata uang asing (foreign exchange/forex) nakal berpeluang mengakibatkan masyarakat semakin miskin. Dia meminta pemerintah dan penegak hukum untuk mewaspadai perdagangan forex nakal yang bergerak di daerah.

Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu menilai perdagangan forex berada dalam kewenangan Badan Pengawas Perdangan Berjangka Komoditi (Bappebti), yang berada dalam koordinasi Kementerian Perdagangan.

"Ini akan melemahkan ketahanan nasional dan makin memiskinkan masyarakat. Awalnya mereka benar kasih untung, sehingga ada kepercayaan dan menambah setoran dananya. Setelah itu mereka kabur," kata Rachmat Gobel dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 23 Desember 2021.

Pemilik Panasonic Gobel Group ini mendapatkan banyak laporan maraknya perdagangan forex nakal di daerah. Pialang forex menjanjikan keuntungan yang tinggi, bisa 20% hingga 40% dari uang yang disetorkan kepada broker.

Modus operandi forex nakal dalam menjalankan bisnis dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang populer dilakukan adalah dengan menggaet tokoh masyarakat, pemerintahan, hingga influencer untuk membentuk kepercayaan publik.  Mirisnya, perusahaan forex nakal ini juga memanfaatkan berbagai program dari pemerintah, termasuk kredit usaha rakyat (KUR).

"Setelah berhasil ngendon di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu dan telah terhimpun dana ratusan miliar atau triliunan rupiah, mereka lalu kabur. Pedagang forex nakal ini akan ikut membantu masyarakat untuk mendapatkan KUR," ujarnya.

Masyarakat yang didominasi oleh petani, pedagang kecil, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengajukan KUR. Gobel mengimbau agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh iming-iming keuntungan yang besar dalam jangka waktu singkat.

"Setelah KUR cair uangnya mereka ambil untuk bisnis forex, yang kemudian dibawa kabur. Jadi, program KUR yang tujuannya memberantas kemiskinan justru memiskinkan rakyat. Harus hati-hati, jika secara logika tidak mungkin, maka itu pasti penipuan. Jangan mudah percaya walau misalnya di situ ada tokoh atau oknum pejabat," tegasnya.