Rahasia BRI Jaga Kualitas Hingga Menjadi Bank dengan Aset Terbesar di RI
Pada semester I-2020, jumlah aset bank bersandi saham BBRI ini mencapai Rp1.387,76 triliun. Aset tersebut naik sebesar 7,73% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Industri
JAKARTA – Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi juara bertahan menempati posisi pertama bank dengan aset terbesar nasional.
Pada semester I-2020, jumlah aset bank bersandi saham BBRI ini mencapai Rp1.387,76 triliun. Aset tersebut naik sebesar 7,73% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Dalam menjaga kualitas aset tersebut, BRI secara aktif menjalankan strategi, salah satunya melalui restrukturisasi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak pandemi COVID-19.
“Perseroan secara aktif merestrukturisasi kredit UMKM yang terdampak pandemi,” ungkap Sekretaris Perusahaan Aestika Oryza Gunarto kepada TrenAsia.com, Jumat, 18 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Diketahui, hingga 31 Agustus 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp189,1 triliun kepada 2,9 juta debitur.
Di samping itu, lanjut Aestika, BRI juga mengupayakan pertumbuhan selektif (selective growth) dengan menyalurkan kredit agar tetap sehat dan berkelanjutan. Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mematok target pertumbuhan kredit kurang lebih 5% yoy hingga akhir 2020.
Pemetaan Sektor dan Wilayah
Dalam menyalurkan kredit, ungkapnya, BRI secara selektif menerapkan prinsip kehati-hatian, terutama bagi nasabah baru. Perseroan sendiri telah melakukan pemetaan untuk sektor prioritas dan sektor yang diwaspadai berisiko di tengah situasi pandemi.
Adapun sektor prioritas yang disebut Aestika, yakni pertanian, kesehatan, dan obat-obatan. Sebaliknya, sektor yang diwaspadai, yakni pariwisata dan turunannya.
“Selain melakukan pemetaan sektor, kami juga melakukan pemetaan wilayah terdampak pandemi,” tambahnya.
Ia mengaku, sejauh ini debitur yang digaet oleh BRI adalah debitur dapat memberikan manfaat kepada perseroan, khususnya UMKM di sektor mikro.
“Di BRI, UMKM punya pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya,” jelasnya.
Aestika menambahkan, saat ini fokus utama perseroan adalah mendorong percepatan penyaluran berbagai stimulus dari pemerintah. Hal ini dilakukan agar target tepat sasaran sehingga dapat menggerakkan perekonomian nasional.
“Dengan penyaluran stimulus yang tepat sasaran, nantinya dapat menciptakan demand di tengah masyarakat,” katanya.
BRI pun optimistis, melalui berbagai kebijakan pemerintah, Indonesia dapat segera keluar dari kondisi yang sulit saat ini.
Kinerja BRI
Meskipun demikian, tingginya aset tersebut tak menyurutkan hantaman pandemi terhadap laba perseroan. Paruh pertama tahun ini, BRI membukukan laba bersih Rp10,2 triliun, anjlok 36,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,1 triliun.
Penyaluran kredit secara konsolidasi sebesar Rp922,97 triliun atau tumbuh 5,23% yoy. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan pada Juni 2020 sebesar 1,49% yoy. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BRI konsolidasian terjaga di angka 3,13% dengan NPL Coverage 187,73% pada akhir Juni 2020.
Di samping itu, dari segi liabilitas, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga dobel digit. Hingga akhir Juni 2020, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp1.072,50 triliun, tumbuh 13,49% yoy di mana pencapaian itu lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan pada Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95% yoy. DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81%.
BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 86,06%, atau lebih rendah dengan LDR BRI pada akhir Juni 2019 sebesar 92,81%. Sementara itu, permodalan BRI mampu dijaga dengan optimal dengan CAR 20,15%. (SKO)