Jajaran direksi PT Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN).
Perbankan

Rahasia Laba Bersih BTN Naik jadi Rp860 M di Kuartal I-2024

  • Dengan fokus pada segmen high yield dan komersial, BTN berhasil meningkatkan penyaluran kredit dan pendapatan operasional meskipun suku bunga dana naik dan likuiditas perbankan menjadi tantangan.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menunjukkan tren positif pada kuartal pertama 2024. BTN berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4% menjadi Rp860 miliar pada kuartal I-2024.

Dengan fokus pada segmen high yield dan komersial, BTN berhasil meningkatkan penyaluran kredit dan pendapatan operasional meskipun suku bunga dana naik dan likuiditas perbankan menjadi tantangan.

Selama Januari-Maret 2024, BTN berhasil meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun dari Rp299,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh kredit perumahan dan kredit bermargin tinggi yang mendapat respons positif dari masyarakat.

Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama BTN, menyatakan bahwa perseroan telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan yang telah dibangun sejak tahun sebelumnya.

Dukungan strategi yang diperkuat dengan transformasi bisnis menyeluruh menjadi kunci kesuksesan ini. Selain itu, BTN juga telah melakukan rebranding logo sebagai komitmen untuk menjadi "The Best Mortgage Bank in South East Asia".

Nixon mengatakan bahwa pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang signifikan pada kuartal pertama 2024, yang turut mendorong sektor perumahan di Indonesia. 

"Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami berharap dapat terus menjaga momentum ini agar dapat memberikan nilai tambah bagi para stakeholders kami,” ujar Nixon dalam konferensi pers paparan kinerja BTN kuartal I-2024 di Jakarta, Kamis, 25 April 2024.

Kredit dan pembiayaan perumahan tetap menjadi kontributor utama, mencapai sekitar 85% dari total kredit yang disalurkan oleh BTN. Pada kuartal pertama 2024, kredit perumahan mencapai Rp292,7 triliun, naik 10,7% dari Rp264,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Khusus untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi, penyalurannya mencapai Rp167 triliun, meningkat 12,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan KPR Non-Subsidi mencapai Rp98,8 triliun, naik 11,2% dari kuartal pertama 2023.

Strategi BTN untuk menargetkan penyaluran KPR Non-Subsidi ke segmen menengah ke atas mulai menunjukkan hasil. Khususnya untuk KPR dengan nilai di atas Rp750 juta, pertumbuhannya mencapai 176,6% yoy pada kuartal pertama 2024.

Dengan capaian ini, BTN berharap dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholders. Dukungan dari masyarakat Indonesia terhadap produk dan layanan BTN menjadi indikator positif bahwa strategi yang diterapkan telah tepat dan berdampak luas.

Baca Juga: Berutang Rp258 Miliar, Cucu Waskita Karya Dapat Restrukturisasi Kredit dari BTN

Nixon menyebutkan, transformasi dan inovasi yang terus dilakukan BTN, baik dalam peningkatan kualitas layanan maupun ekspansi produk, menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan ekonomi dan industri perbankan yang dinamis. 

Melalui komitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan, BTN optimis dapat terus bersaing dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.

Nixon pun menegaskan bahwa BTN berupaya meningkatkan profitabilitasnya dengan mengedepankan penyaluran kredit berbasis margin tinggi, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ringan (KRING), dan Kredit Agunan Rumah (KAR). 

Penyaluran KUR mencatatkan lonjakan sebesar 78,1% menjadi Rp387 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, KRING dan KAR juga menunjukkan pertumbuhan dengan masing-masing mencapai Rp572 miliar (tumbuh 30,7% yoy) dan Rp525 miliar (tumbuh 16,5% yoy) pada kuartal I/2024.

BTN pun mencatat penurunan rasio Nonperforming Loan (NPL) menjadi 3% dari 3,5% pada kuartal I/2023. Selain itu, rasio Loan to Asset (LAR) juga menunjukkan penurunan ke level 21,6% dari 24,2% sebelumnya. BTN juga berhasil meningkatkan cakupan terhadap NPL menjadi 152,8% dari 145,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BTN menunjukkan tren positif dengan mencapai Rp357,7 triliun pada kuartal I/2024, meningkat 11,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini melebihi rata-rata industri perbankan yang hanya 3,8% yoy. Dari total DPK, dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) menyumbang sekitar 49,9% pada kuartal yang sama.

Peningkatan DPK ini juga didukung oleh adopsi aplikasi digital BTN Mobile. Hingga Maret 2024, aplikasi ini telah memiliki 1,4 juta pengguna aktif dengan transaksi mencapai Rp20,5 triliun, tumbuh 60,1% yoy. Nixon menegaskan komitmen BTN dalam mengembangkan ekosistem digitalnya dengan menambahkan 16 fitur baru pada BTN Mobile.

Dengan adanya pertumbuhan transaksi digital, pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI) BTN juga meningkat menjadi Rp686 miliar pada kuartal I/2024, naik 14,27% dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kinerja positif ini mendukung pertumbuhan total aset BTN yang mencapai Rp454,0 triliun, meningkat 13,1% yoy. 

BTN terus melakukan transformasi dalam struktur bisnisnya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Hal ini diwujudkan dengan percepatan proses bisnis dan peningkatan kualitas layanan kepada nasabah.

Nixon menekankan peran strategis BTN sebagai agent of development dalam pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia. 

Saat ini, backlog perumahan di Indonesia mencapai 12,7 juta unit. Untuk menangani backlog ini, BTN sedang mengusulkan skema baru KPR Subsidi yang diharapkan memberikan manfaat lebih banyak kepada semua pihak, termasuk pemerintah, perbankan, pelaku sektor properti, dan masyarakat.