PT Summarecon Agung Tbk
Korporasi

Raih Cuan Rp309,67 Miliar, Laba Summarecon Agung (SMRA) Terbang 81,69 Persen

  • Emiten properti PT Summarecon Agung (Tbk) (SMRA) mencatatkan kenaikan laba 81,69% pada periode III/2022.
Korporasi
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kenaikan laba 81,69% pada kuartal III-2022.

Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik dari sebelumnya Rp170 miliar menjadi Rp309 miliar.

Hal itu juga diikuti oleh kenaikan pendapatan neto sebanyak 11,13% dari semula Rp3,78 triliun menjadi Rp4,21 triliun.

Kenaikan pendapatan ditopang oleh sektor pengembang properti dan properti investasi.Pada pengembang properti di sektor rumah, terkoreksi cukup dalam yaitu sebesar 33% dari semula Rp1,95 triliun menjadi Rp1,31 triliun.

Namun, terdapat kenaikan pada bangunan komersial sebesar 111% dari Rp301 miliar menjadi Rp639 miliar. Sebaliknya pada apartemen mengalami penyusutan dari Rp458 miliar menjadi Rp355 miliar.

Selanjutnya kenaikan ada pada kapling yang semula Rp57,97 miliar menjadi Rp313 miliar. Berbanding terbalik dengan perkantoran yang menurun cukup jauh menjadi Rp13 miliar dan pendapatan lainnya yaitu sebesar Rp15 miliar dan pergudangan yang stagnan di kisaran Rp10 miliar.

Hal itu berimbas pada total pengembang properti SMRA yang terkoreksi 6,36% menjadi Rp2,66 triliun.

Sementara pada properti investasi kepada pihak-pihak berelasi, pada sektor mal dan retail mengalami kenaikan dari Rp16 miliar menjadi Rp20 miliar, diikuti perkantoran Rp5,32 miliar serta disusul komersial dan lainnya Rp3,32 miliar.

Adapun pada properti pihak ketiga, mal dan retail mengalami pertumbuhan cukup pesat sebesar 83,35% dari semula Rp523 miliar mnejadi Rp959 miliar. Diikuti oleh komersial dan lainnya dari semula Rp34 miliar menjadi Rp42 miliar, perkantoran Rp18,22 miliar dan hunian yang turun tipis dari Rp2,88 triliun menjadi Rp2,44 triliun. Hasilnya pun mendongkrak pendapatan pada properti investasi yang naik 75,32% menjadi Rp1,051 triliun dari semula Rp599 miliar.

Lalu pada pengelolaan properti dan estat kepada pihak berelasi, tercatat mengalami penurunan dari Rp63 juta menjadi Rp55 juta, dan lain-lain yang tumbuh dari Rp3,52 miliar menjadi Rp6,44 miliar.

Sementara pada pihak ketiga, terjadi kenaikan pada pengelolaan properti dan estat dari yang awalnya Rp223 miliar menjadi Rp247 miliar.

Adapun pada hotel mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sebanyak 112% dari Rp92 miliar menjadi Rp195 miliar. Diikuti oleh kenaikan pada rekreasi Rp35 miliar dan lain-lain sebesar Rp14 miliar. Sehingga secara keseluruhan SMRA pada pengelolaan properti, hotel dan rekreasi mengalami pertumbuhan 43,35% pada kuartal III/2022.

Naiknya pendapatan neto juga diikuti oleh beban pokok penjualan dan beban langsung, dari semula Rp2,051 triliun menjadi Rp2,053 triliun dan laba kotor yang naik dari Rp1,73 triliun menjadi Rp2,15 triliun.

Sementara itu, pertumbuhan juga terjadi pada beban penjualan dari Rp210 miliar menjadi Rp224 miliar, disusul beban umum dan administrasi Rp663 miliar. Sehingga mengakibatkan kenaikan pada laba usaha SMGR 29% dari Rp992 miliar menjadi Rp1,28 triliun.

Pada posisi aset, total aset pada kuartal III/2022 mengalami pertumbuhan, dari Rp26,04 triliun menjadi Rp27,51 triliun. Diikuti oleh liabilitas Rp16,17 triliun dan ekuitas yang naik tipis dari Rp11,23 triliun menjadi Rp11,34 triliun.

Sebagai informasi, SMRA membukukan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp3,5 triliun hingga kuartal III/2022.

Corporate secretary SMRA Jemmy Kusnadi mengatakan, dengan capaian Rp3,5 triliun tersebut, maka SMRA telah mencapai 70% dari target marketing sales untuk tahun 2022. Adapun SMRA memasang target marketing sales sebesar Rp5 triliun untuk tahun ini.

"Kontributor utama dari capaian marketing sales adalah produk rumah tapak. Produk ini telah berkontribusi hingga 70 persen dari capaian Rp3,5 triliun marketing sales pada kuartal III/2022," ungkap Jemmy.