Raih Kontrak Baru Rp7,5 Triliun, PTPP Unggul dari BUMN Karya Lain
Pada 2020 ini, PTPP membidik pencapaian kontrak baru sebesar Rp40,36 triliun. Namun, setelah melakukan kajian stress test terhadap dampak pandemi COVID-19, perseroan mengoreksi target tersebut menjadi Rp23,57 triliun.
Industri
JAKARTA – Saat ini aktivitas di seluruh sektor mulai kembali berjalan dengan tatanan normal baru, tak terkecuali dalam bidang konstruksi. Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya kembali mencatat perolehan kontrak baru dalam lima bulan.
Hingga Mei 2020, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) berhasil mencetak perolehan kontrak baru sebesar Rp7,5 triliun. Pencapaian kontrak baru perusahaan bersandi saham PTPP ini terpaut sebesar Rp4 triliun dari perolehannya pada Januari-Mei 2019 yang mencapai Rp11,4 triliun.
Pada 2020 ini, PTPP membidik pencapaian kontrak baru sebesar Rp40,36 triliun. Namun, setelah melakukan kajian stress test terhadap dampak pandemi COVID-19, perseroan mengoreksi target tersebut menjadi Rp23,57 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTPP Agus Purbianto mengatakan pencapaian kontrak baru tersebut mendorong PTPP menjadi emiten BUMN Karya dengan perolehan tertinggi dibandingkan dengan perusahaan konstruksi lainnya.
Adhi Karya
Emiten konstruksi pelat merah lainnya yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI). Perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,33 triliun ini juga berhasil mengantongi kontrak baru mencapai Rp2,5 triliun per Maret 2020.
Realisasi pencapaian kontrak baru ini didominasi oleh pembangunan jaringan gas di Aceh dan Sumtra Utara sebesar Rp142,1 miliar. Kemudian, sebesar Rp129,4 miliar diperoleh dari pembangunan simpang susun di Sragen, Jawa Tengah.
Kontribusi perolehan kontrak baru itu meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 94%, properti sebesar 5%, dan sisanya 1% dari lini bisnis lainnya. Sedangkan untuk tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 26%, jalan dan jembatan sebesar 7%, serta proyek infrastruktur lainnya 67%.
Wijaya Karya
BUMN Karya selanjutnya yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA). Emiten konstruksi pelat merah terbesar kedua di Indonesia ini, per Mei 2020 berhasil memperoleh pencapaian kontrak baru senilai Rp315 miliar.
Sepanjang Januari-April 2020 nilai kontrak baru yang berhasil diperoleh emiten bersandi saham WIKA itu sebesar Rp2,83 triliun. Perseroan mengaku perolehan kontrak ini didominasi oleh segmen sektor industri yang sebagian besar diperoleh dari swasta.
Untuk tahun ini, perseroan menargetkan pencapaian kontrak baru sebesar Rp65 triliun. Jumlah ini meningkat dari realisasi pencapaian kontrak baru tahun lalu yakni sebesar Rp42,1 triliun. Namun, adanya pandemi ini, perseroan memproyeksikan perolehan kontrak baru hanya sebesar 55%-60% dari target tersebut.
Waskita Karya
Perusahaan konstruksi berikutnya adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT). Emiten ini berhasil meraup perolehan kontrak baru sebesar Rp3,18 triliun sepanjang kuartal I-2020. Perolehan ini mayoritas diperoleh dari proyek infrastruktur sebesar 61%.
Sementara, proyek gedung hanya berkontribusi sebsar 21% dan sisanya berasal dari proyek sipil lainnya. Perolehan kontrak baru itu antara lain proyek Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo seksi IV, gedung UIN Jambi, dan jaringan gas Tarakan. (SKO)