Raih Profitabilitas, Penjualan dan Laba LPPF Melesat pada Semester I-2021
- JAKARTA - Emiten ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan penjualan kotor sebesar Rp6,6 triliun untuk periode yang berakhir 30
Korporasi
JAKARTA - Emiten ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan penjualan kotor sebesar Rp6,6 triliun untuk periode yang berakhir 30 Juni 2021. Jumlah tersebut meningkat 67% yoy dari periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, pada semester I-2021 perseroan juga mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,6 triliun. Pendapatan ini naik 58% yoy dari Rp2,2 triliun per semester I-2020.
Manajemen mengungkapkan, perseroan kembali meraih profitabilitas dengan perolehan laba bersih sebesar Rp533 miliar pada semester pertama tahun ini. Seperti diketahui, pada periode yang sama tahun lalu perseroan menelan rugi hingga Rp357 miliar.
“Hasil ini dicapai meskipun terdapat pembatasan mudik yang memengaruhi penjualan lebaran, daya beli yang menurun, dan pembatalan cuti bersama. Kami memang mengurangi jam operasional demi melindungi kesehatan masyarakat,” ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 10 September 2021.
- Pandan Wangi dan Cengkih Jadi Nanospray Penyembuh Luka
- Diterjang Gelombang e-Commerce, Ramayana Pede dengan Penjualan Offline
- Baru IPO, RS Grha Kedoya Mau Dicaplok Omni Hospitals (SAME) Milik Grup Emtek
Manajemen meyakini, pihaknya melihat kemajuan yang menjanjikan di bidang operasional utama, seperti marjin yang lebih dapat diprediksi dengan penghentian penjualan merek dan mode yang berkinerja buruk.
Selain itu, perseroan juga melakukan modernisasi atas barang dagangan, dengan serangkaian inisiatif baru. Wilayah operasi pun ditata ulang demi produktivitas yang lebih tinggi, serta menggunakan modal dengan selektif.
“Kami melakukan peralihan ke model beraset ringan dengan mengurangi gudang,” ungkap manajemen.
Belum lama ini, akibat sahamnya yang dinilai terlalu rendah, perseroan juga meluncurkan program pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan nilai maksimal Rp450 miliar.
Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, atau maksimal sebanyak 393.922.000 lembar saham. Aksi korporasi ini dilaksanakan paling lama tiga bulan hingga 5 November 2021.
Di samping itu, perseroan juga merombak susunan anggota direksi dan komisaris demi mendukung strategi dan tranformasi bisnis. Perubahan tersebut dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 27 Agustus 2021.
Manajemen mengangkat Andy Adhiwana sebagai komisaris baru. Selain itu, Bianca Cheo Hui Hsin dan David Fernando Audy ditetapkan sebagai komisaris independen.
Berikut susunan dewan komisaris dan direksi perseroan yang baru.
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Monish Mansukhani
Wakil Presiden Komisaris Independen : Roy Nicholas Mandey
Komisaris : Andy Adhiwana
Komisaris : Adrian Suherman
Komisaris Independen : Bianca Cheo Hui Hsin
Komisaris Independen : David Fernando Audy
Direksi
Presiden Direktur : Bunjamin J. Mailool Wakil
Presiden Direktur Independen : Terry Donald O’Connor
Direktur Independen : Niraj Jain
Direktur Independen : Irwin Abuthan
Direktur Independen : Miranti Hadisusilo
Direktur Independen : Herni Dian Anggreani