PT Rukun Raharja Tbk (RAJA)
Korporasi

RAJA dan Pertamina Patra Niaga Jalin Kerjasama Proyek Pipanisasi BBM Rp982,45 Miliar

  • Proyek pipanisasi BBM ini diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 24 bulan, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi distribusi energi di wilayah Tanjung Batu-Samarinda.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) resmi menjalin kerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga untuk proyek penyediaan jasa pipanisasi bahan bakar minyak (BBM) rute Tanjung Batu-Samarinda.

Melalui anak usahanya, PT Petrotech Penta Nusa, RAJA bertindak sebagai pemimpin konsorsium proyek tersebut. Selain Petrotech, konsorsium ini juga melibatkan PT Citra Panji Manunggal dan PT Bakrie Pipe Industries.

Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa Petrotech akan menginvestasikan dana sebesar Rp982,45 miliar (sekitar US$63,3 juta) untuk porsi partisipasinya dalam proyek tersebut.

"Investasi ini merupakan bagian dari upaya ekspansi kami di sektor pengangkutan minyak dan gas bumi melalui jaringan pipa," jelas Djauhar dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Ia juga menambahkan bahwa perusahaan berharap transaksi ini akan memperkuat posisi bisnis RAJA dan memberikan nilai tambah yang signifikan. Perjanjian kerjasama antara konsorsium Petrotech dan Pertamina Patra Niaga diteken pada 4 Oktober 2024, lalu.

Terakhir, proyek pipanisasi BBM ini diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 24 bulan, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi distribusi energi di wilayah Tanjung Batu-Samarinda.

Lanjut Tren Penguatan

Sementara itu, hingga pukul 11.16 WIB perdagangan berjalan hari ini, saham RAJA tercatat melonjak 8,33% ke level Rp1.935 per saham. Kenaikan ini melanjutkan tren penguatan pada perdagangan sebelumnya, sehingga selama satu bulan terakhir saham ini telah melesat 58,37%.  

Mengingat kenaikan harga saham yang cukup fantastis, Bursa Efek Indonesia juga telah menanyakan apakah perseroan mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Sekretaris Perusahaan RAJA, Yuni Pattinasarani, menegaskan bahwa saat ini tidak ada informasi material yang dapat memengaruhi harga saham atau kelangsungan hidup perusahaan yang belum diumumkan kepada publik.

"Kami berkomitmen untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi dan akan melaporkan setiap perkembangan material secara tepat waktu," ujarnya dalam keterbukaan informasi pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Penguatan saham RAJA sejatinya dapat dianalisa melalui sentimen pasar, yang menunjukkan bahwa kondisi ketegangan di Timur Tengah berpengaruh pada harga minyak mentah. Perlu diketahui, RAJA berfokus pada eksplorasi, produksi, dan distribusi sumber daya energi, termasuk gas alam.

Selain itu, berdasarkan laporan keuangan semester I-2024 yang telah diaudit, emiten bersandikan RAJA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$16 juta, meningkat 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai US$9,9 juta.

Sejalan dengan kenaikan laba bersih, pendapatan RAJA juga melonjak 67% secara year on year (yoy) menjadi US$123,5 juta, dibandingkan dengan US$73,8 juta pada periode yang sama tahun lalu.

"Kenaikan ini didorong oleh peningkatan penjualan gas dan tarif transmisi dari jaringan pipa perseroan di Perawang, Riau, serta kontribusi dari Stasiun Induk CNG di Grobogan, Jawa Tengah, yang beroperasi sejak Desember 2023," ungkap Djauhar dalam keterangan resmi, Senin, 23 September 2024.

Kontribusi investasi RAJA di Blok Jabung juga telah diakui sepenuhnya dalam laporan keuangan kuartal ini, menunjukkan bahwa keuntungan atau kerugian dari investasi tersebut sudah tercatat dalam laporan keuangan periode ini.