Hun Manet, putra Perdana Menteri Kamboja Hun Sen
Dunia

Raja Kamboja Tunjuk Putra Hun Sen Sebagai PM Baru

  • Namun untuk menjadi pemimpin baru negara secara resmi, Hun Manet harus memenangkan suara/mosi percaya dalam sidang parlemen yang dijadwalkan 22 Agustus.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA--Raja Kamboja Norodom Sihamoni menunjuk Hun Manet sebagai perdana menteri (PM) baru menggantikan ayahnya, Hun Sen, pada Senin 7 Agustus 2023. Namun untuk menjadi pemimpin baru negara secara resmi, Hun Manet harus memenangkan suara/mosi percaya dalam sidang parlemen yang dijadwalkan 22 Agustus.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin, Hun Sen diketahui mundur sebagai perdana menteri beberapa hari setelah meraih kemenangan telak dalam pemilu bulan Juli. Hun Sen yang telah memimpin Kamboja selama empat dekade kemudian menyerahkan kekuasaannya pada Hun Manet sebagai putra tertuanya. 

Pemilihan umum Kamboja kemarin banyak dikritik sebagai sandiwara setelah partai oposisi Candlelight Party dilarang berpartisipasi karena alasan teknis. Partai penguasa Cambodian People's Party/ Partai Rakyat Kamboja (CPP) pun memenangkan hampir semua kursi, kecuali lima kursi, dari total 125 kursi di majelis rendah. 

Pada hari Senin, menyusul permintaan dari Hun Sen, Raja Norodom Sihamoni dijadwalkan akan mengeluarkan dekrit kerajaan yang menunjuk jenderal bintang empat, Hun Manet, sebagai perdana menteri.

Meski demikian, lelaki berusia 45 tahun itu dan kabinet barunya harus memenangkan suara/mosi percaya dalam sidang parlemen akhir Agustus untuk memimpin secara resmi. Pemerintahan baru ini akan membawa sejumlah menteri muda, beberapa di antaranya mengisi pos-pos jabatan yang ditinggalkan ayah mereka.

Meskipun menegaskan bahwa ia tidak akan ikut campur dalam pemerintahan putranya, Hun Sen berjanji kepada rakyat Kamboja bahwa dia akan terus mendominasi politik negara.

Belum Teruji

Setelah berkuasa sejak tahun 1985, Hun Sen membantu memodernisasi negara yang dilanda perang saudara dan genosida. Di sisi lain, para kritikus menuding pemerintahannya juga ditandai kerusakan lingkungan, korupsi yang mengakar, dan pemberangusan hampir semua lawan politik.

Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Uni Eropa sempat mengutuk pemilu bulan lalu sebagai tidak bebas dan adil. Hun Sen menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa penyerahan jabatannya pada Hun Manet dilakukan untuk menjaga perdamaian.

Meskipun dipersiapkan untuk posisi tersebut selama bertahun-tahun, putra sulung dari penguasa tangan besi Kamboja itu tetap belum diuji di arena politik. Tidak banyak harapan bahwa Hun Manet akan mengambil jalur yang lebih liberal daripada ayahnya, meskipun ia dididik di Inggris dan Amerika Serikat. 

Sebagai anggota komite tetap yang berpengaruh dari partai penguasa, ia telah menjadi komandan Tentara Kerajaan Kamboja sejak tahun 2018. Hun Manet juga telah bertemu beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden China Xi Jinping, sekutu utama Kamboja.