Rajin Bangun PLTS, PTBA Makin Serius Rambah Bisnis EBT
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tampaknya makin serius merambah sektor energi baru terbarukan (EBT). Hal ini dibuktikan dari beberapa proyek energi ramah lingkungan yang telah dan akan digarap perseroan.
Korporasi
JAKARTA – Emiten tambang batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tampaknya makin serius merambah sektor energi baru terbarukan (EBT). Hal ini dibuktikan dari beberapa proyek energi ramah lingkungan yang telah dan akan digarap perseroan.
Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaksanakan sejumlah proyek pengembangan EBT sejak beberapa waktu belakangan, meskipun bisnis utama perseroan saat ini masih berada pada angkutan dan pembangkit listrik batu bara.
Salah satu pilot project EBT perseroan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 241 KWp yang telah beroperasi pada Oktober 2020. Proyek ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Angkasa Pura II dengan nilai investasi mencapai US$194.400.
“Dari sisi jumlah memang masih kecil, tapi ini akan menambah keyakinan kami untuk masuk ke bisnis EBT,” ujarnya dalam sebuah webinar, Rabu, 14 Juli 2021.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Di samping itu, pihaknya juga akan terus mengembangkan potensi bisnis ini sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Bahkan, ia menyebut rencana ekspansi ke sektor EBT telah masuk dalam anggaran perseroan.
Suryo mengungkapkan beberapa proyek yang tengah dipersiapkan PTBA, di antaranya pembangunan tiga PLTS yang masing-masing tersebar di Ombilin, Sumatra Barat, Bantuas, Kalimantan Timur, serta Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Tak sampai di situ, perseroan juga akan menggarap proyek PLTS Terapung Dam Sigura-gura Inalum dengan kapasitas 2 x 500 KWp. Lalu, PLTS di Jasa Marga Bali Mandara dan PLTS di Pelindo II-IPC (Jalan tol Cibitung – Cilincing), serta pengembangan PLTS di sejumlah bandara dengan konsep green airport.
Meskipun begitu, Suryo melihat masih banyak tantangan dalam mengembangkan bisnis EBT. Mulai dari tingginya tarif PLTS serta kurangnya kemampuan jaringan PLN di wilayah Sumatra yang mampu menyerap listrik dari PLTS, terutama pembangkit dengan kapasitas di atas 20 MWp. (SKO)