Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Pixabay.com
Pasar Modal

Rally Hanya Anomali, Aset Kripto Big Cap Kembali Terjerembap ke Zona Merah

  • Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan bahwa kenaikan yang terjadi pada pagi hari diduga hanya anomali karena biasanya, saat perilisan data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan kenaikan inflasi, maka kerontokan harga aset-aset kripto pun akan terjadi.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Tren positif atau rally yang terlihat pada pagi hari tidak berlangsung lama untuk aset-aset kripto big cap yang kini terpantau mulai masuk ke zona merah.

Berdasarkan data Coin Market Cap, Kamis, 14 Juli 2022 pukul 18.30 WIB, Bitcoin (BTC) dalam 24 jam terakhir terhitung mengalami penurunan 0,08% dan menduduki harga US$19.768 (setara dengan Rp296,5 juta dalam asumsi kurs Rp14.999 perdolar Amerika Serikat/AS).

Beberapa aset kripto big cap selain Bitcoin masih ada yang menduduki zona hijau, namun sudah mengindikasikan pergerakan menurun jika dihitung dari level yang tercatat pada pantauan pukul 10.00 WIB.

Sementara itu, Ethereum (ETH) yang menempati peringkat kedua big cap masih berada di zona hijau dengan persentase 1,18% dan menduduki harga US$1.085 (Rp16,27 juta).

Di peringkat ketiga, Tether (USDT) naik 0,02% ke level US$0,9995 (Rp14.991) sementara USD Coin (USDC) di peringkat keempat mengalami kenaikan 0,02% ke harga US$1 (Rp14.999).

Binance Coin (BNB) di peringkat kelima mencatat kenaikan 1,23% ke harga US$229,15 (Rp3,43 juta), dan Binance USD (BUSD) di peringkat keenam mengalami penurunan 0,03% namun masih berada di harga wajar stablecoin pada level US$1 (Rp14.999).

Di peringkat ketujuh, Ripple (XRP) turun 0,29% ke harga US$0,316 (Rp4.701), dan di peringkat kedelapan, Cardano (ADA) melemah 1,34% ke posisi US$0,4222 (Rp6.332).

Selanjutnya, Solana (SOL) di peringkat kesembilan mencatat peningkatan 0,43% ke harga US$33,95 (Rp509.216) sementara di peringkat kesepuluh, Dogecoin (DOGE) turun 2,79% ke level US$0,05979 (Rp896).

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan bahwa kenaikan yang terjadi pada pagi hari diduga hanya anomali karena biasanya, saat perilisan data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menunjukkan kenaikan inflasi, maka kerontokan harga aset-aset kripto pun akan terjadi.

"Penyebab pergerakan yang anomali ini masih banyak spekulasi. Pasalnya, melihat data historis, biasanya nilai market kripto akan langsung tertekan ketika terdapat perilisan data penting makroekonomi seperti inflasi sehingga investor akan menangkap tingginya inflasi memicu The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya lebih tinggi," ujar Afid dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 14 Juli 2022.

Selain melihat kemungkinan terjadinya anomali, Afid pun memprediksi kemungkinan lain, yakni sikap para investor yang sudah mulai gerah dengan hantaman terus-menerus pada harga aset kripto big cap, khususnya Bitcoin.

"Bisa jadi investor kripto mulai acuh terhadap data inflasi AS dan tetap ingin Bitcoin berada di kisaran level support-nya di US$19.000-US$20.000 (Rp284,9 juta-Rp299,98 juta). Di samping itu, banyak whales (istilah untuk investor yang memborong aset dalam jumlah besar) yang melakukan buy the dip dan mengaitkan kondisi market kripto yang mulai kondusif," papar Afid.

Top Gainers

Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top gainers:

1. CEEK VR (CEEK): +19,95% (US$0,3865/Rp5.797)

2. Polygon (MATIC): +11,46% (US$0,6227/Rp9.339)

3. Uniswap (UNI): +11,19% (US$6,24/Rp93.593)

4. Arweave (AR): +10,85% (US$12,61/Rp189.137)

5. Synthetix (SNX): +10,39% (US$2,63/Rp39.447)

Top Losers

Di antara 100 aset kripto big cap, berikut ini lima aset yang menjadi top losers:

1. Terra Classic USD (USTC): -17,25% (US$0,03512/Rp526)

2. Gala (GALA): -3,28% (US$0,04724/Rp708)

3. Kava (KAVA): -2,71% (US$1,58/Rp23.698)

4. Maker (MKR): -2,61% (US$830,69/Rp12,46 juta)

5. Flow (FLOW): -2,46% (US$1,45/Rp21.748)