Pekerja menata barang dagangan di kios sentra kerajinan berbahan rotan di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin, 13 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Ramai e-Commerce Bermarkas di Solo, Gibran: Syaratnya Fee Murah dan Jangan Barang Impor

  • Kota Surakarta alias Solo belakangan menjadi salah satu wilayah yang paling banyak bekerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi termasuk e-commerce. Sebut saja, ada Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Gojek, Ralali, dan sebagainya

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kota Surakarta alias Solo belakangan menjadi salah satu wilayah yang paling banyak bekerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi termasuk e-commerce. Sebut saja, ada Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Gojek, Ralali, dan sebagainya.

Baru-baru ini, tiga perusahaan raksasa digital yakni Grab, Emtek, dan Bukalapak meresmikan program akselerator Kota Masa Depan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan) yang menargetkan lebih dari 1.500 pelaku UMKM untuk on boarding.

Banyaknya start up, khususnya e-commerce di Solo yang berkantor dan memiliki program pengembangan UMKM bukan tanpa alasan. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyebut dirinya sangat terbuka dengan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Saya terbuka, siapa saja boleh masuk ke Solo. Syaratnya gampang, sebelum teken MoU, saya hanya bilang jangan sampai UMKM hanya reseller barang impor dan fee platform jangan mahal-mahal,” kata Gibran dalam webinar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa 28 Desember 2021.

Ia bercerita, beberapa waktu lalu sempat menegur Gojek lantaran mematok biaya atau fee di platform cukup mahal. Baginya, perusahaan tak hanya bertugas membina para pelaku usaha tetapi juga menciptakan ekosistem yang ramah UMKM.

Kehadiran sejumlah platform digital di Kota Solo menurutnya berdampak baik pada bergeliatnya ekonomi lokal. Salah satu fasilitas pemerintah yang ikut bangkit adalah Solo Techno Park.

Bertahun-tahun mangkrak, kini Solo Techno Park bisa diakses oleh masyarakat seperti UMKM atau mahasiswa yang ingin belajar teknologi digital. Walhasil, jalan UMKM untuk memoles strategi pemasaran digital menjadi lebih mudah.

Sebab, Gibran mengatakan, salah satu hambatan UMKM adalah kemampuan branding. Menurutnya, ada banyak produk UMKM yang berkualitas namun kalah dengan barang impor hanya karena kemampuan branding tak mumpuni.