Hidup Sehat Makin Ngetren, Penghasilan Tempo Scan Pacific Melejit 48 Persen
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat rupanya mengerek kinerja keuangan emiten farmasi sepanjang 2020. Kinerja apik ini ditorehkan juga oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) yang mencatatkan kenaikan penghasilan komprehensif tahun berjalan hingga 48% year on year (yoy)
Korporasi
JAKARTA – Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat mengerek kinerja keuangan emiten farmasi sepanjang 2020. Kinerja apik ini ditorehkan juga oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) yang mencatatkan kenaikan penghasilan komprehensif tahun berjalan hingga 48% year on year (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penghasilan komprehensif tahun berjalan TSPC terungkit dari Rp568 miliar pada 2019 menjadi Rp843 miliar pada 2020. Hal ini dipicu oleh penjualan neto perusahaan yang tidak terjungkal selama 2020 silam.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Penjualan neto TSPC hanya turun tipis 0,07% yoy menjadi Rp10,96 triliun pada 2020 dari sebelumnya Rp10,99 triliun pada 2019. Melorotnya penjualan neto TSPC diakibatkan beban pokok penjualan yang membengkak dari Rp6,7 triliun pada 2019 menjadi Rp7,05 triliun pada 2020.
Dengan demikian, penghasilan komprehensif neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada 2020 mencapai Rp787 miliar. Capaian itu meningkat 42% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp554 miliar.
Kenaikan itu beriringan dengan laba per saham yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp175 per lembar saham pada 2020. Laba per saham itu terungkit 42% ketimbang 2019 yang sebesar Rp123 per lembar saham.
Aset perusahaan tercatat kian menggunung dari Rp8,3 triliun pada 2019 menjadi Rp9,1 triliun pada 2020. Kendati demikian, liabilitas perusahaan naik tipis dari Rp2,5 triliun pada 2019 menjadi Rp2,7 triliun pada 2020.
Utang pajak menjadi jenis liabilitas yang paling mengalami kenaikan sepanjang 2020. Utang pajak TSPC meroket dari Rp65 miliar pada 2019 menjadi Rp134 miliar pada 2020.
Kompak Meroket
Tidak hanya TSPC, emiten lain di bidang farmasi juga mendapatkan berkah selama pandemi COVID-19. Penjualan bersih PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencapai Rp23,11 triliun pada tahun lalu. Angka ini naik sekitar 2,1% yoy dibandingkan dengan realisasi 2019 sebesar Rp22,63 triliun.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga membukukan laba bersih sebesar Rp17,64 miliar pada 2020. Capaian ini berbanding terbalik dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 yang mencatat rugi bersih Rp12,72 miliar.
Hal ini dipicu oleh pertumbuhan penjualan KAEF sebesar 6,49% yoy menjadi Rp10,01 triliun pada 2020 dari Rp9,40 triliun pada 2019. Padahal beban pokok penjualan naik 7,63% secara tahunan menjadi Rp6,35 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp5,90 triliun.