Ilustrasi flexing,.
Gaya Hidup

Ramai Keluarga Pejabat Pamer Barang Mewah, Peneliti Ungkap Dampak Negatif Flexing pada Hubungan Pertemanan

  • Menurut Garcia, para psikolog menyebut efek ini sebagai perbedaan perspektif dalam perbandingan sosial.
Gaya Hidup
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Media sosial tengah digemparkan dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh seorang anak pejabat hingga membuat korban koma. Tingkah anak pejabat tersebut lalu banyak disorot karena dinilai terlalu sering pamer barang-barang mewah kepunyaannya di sosial media atau sering disebut 'flexing'.  

Tak hanya anak, sang ibu juga memiliki kebiasaan yang sama yaitu gemar memposting barang-barang mewahnya mulai dari sepatu, tas, mobil hingga rumah yang terbilang elit di sosial media.

Lalu, bagaimana dampak flexing untuk hubungan pertemanan?

Melansir dari laman website insider, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science menemukan bahwa 66% orang cenderung memilih mobil mewah daripada mobil biasa untuk diri mereka sendiri.

Namun, ketika berhubungan dengan pertemanan, seperti menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru atau berkenalan dengan orang lain, mereka lebih suka berteman dengan orang-orang yang memakai barang yang lebih murah contohnya mobil.

Salah satu peneliti bernama Stephen Garcia mengatakan bahwa orang-orang mungkin berpikir bahwa simbol status yang mereka bangun seperti mengendarai mobil mewah akan meningkatkan minat pertemanan.

Padahal sebaliknya, hal itu justru membuat calon teman merasa kurang tertarik untuk berteman.

Efek ini juga berlaku untuk barang-barang lain seperti jam tangan. Satu kelompok peserta dalam penelitian berpikir mengenakan jam tangan mahal akan lebih membantu untuk mereka menjalin pertemanan dibandingkan menggunakan jam tangan biasa. Tetapi mereka yang berperan sebagai calon teman mengatakan mereka lebih suka bertemu dengan orang yang memakai jam tangan lebih murah.

Menurut Garcia, para psikolog menyebut efek ini sebagai perbedaan perspektif dalam perbandingan sosial.

Lanjutnya, ketika seseorang memutuskan apa yang akan dikenakan mereka berada dalam 'peran presentasi' dimana mereka ingin memperlihatkan yang terbaik atau boleh dibilang lebih baik dari yang lain.

Namun, satu hal yang tidak mereka sadari, calon teman juga ingin terlihat baik dan tidak ingin kalah oleh orang lain. Jadi saat Anda membandingkan diri dengan orang lain dan cenderung ingin lebih baik dari mereka, Anda harus ingat bahwa semua orang melakukan hal yang sama.

Tidak ada satupun orang yang ingin merasa dibayang-bayangi oleh tindakan flexing orang lain tentang kekayaan atau barang mahal mereka.

Jadi, flexing tentu berdampak buruk untuk menjalin pertemanan dengan orang lain salah satunya karena membuat orang lain merasa dibayang-bayangi oleh barang mahal Anda.