<p>Ilustrasi perbankan digital UOB Indonesia. / Facebook @UOB.id</p>
Industri

Ramai-Ramai Bank Nasional Manfaatkan Big Data Analytic, Tingkatkan Daya Saing di Industri

  • Big data anlytic bisa diterapkan perbankan di berbagai aspek, salah satunya di kegiatan inti seperti yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Bank dengan fokus bisnis UMKM ini melayani lebih dari 70 juta nasabah dan mentransformasi proses bisnisnya.

Industri

Yosi Winosa

JAKARTA - Mulai dari untuk mengamati perilaku nasabah, meningkatkan kualitas pelayanan hingga manajemen risiko, penggunaan big data analytic di perbankan tanah air sudah marak dan menjadi acuan baru di industri.

Big data analytic adalah pengelolaan sekumpulan data yang sangat besar dan kompleks dengan tepat dan cepat sehingga menghasilkan wawasan atau informasi sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen. 

Di industri perbankan, big data analytic mulai menjadi arus utama. Hal ini lantaran bank memiliki sekumpulan data yang sangat besar dan kompleks, sehingga aplikasi pemrosesan data tradisional tidak mampu menghasilkan analisa data yang berkualitas.

Sistem Inti

Big data anlytic bisa diterapkan perbankan di berbagai aspek, salah satunya di kegiatan inti seperti yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Bank dengan fokus bisnis UMKM ini melayani lebih dari 70 juta nasabah dan mentransformasi proses bisnisnya.

Perseroan menggandeng SAP, salah satu penyedia solusi Enterprise Resource Planning (ERP) untuk solusi Fixed Asset Management (FAM), Income and Expenses (IEM) dan Group Reporting. 

Dengan ini, perseroan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam mengelola dan menelusuri general ledger (GL) di seluruh dan antar kantor cabangnya, meningkatkan keterlacakan (traceability), mempercepat penyusunan konsolidasi keuangan BRI Group dan melakukan analisa yang lebih mendalam terhadap struktur data yang cenderung bersifat multidimensional dan beragam.

Project Manager BRI Financial Enterprise System Implementation, Sandra Chalik mengatakan upaya ini sebagai bagian dari komitmen untuk menjadi kelompok perbankan paling inovatif se-Asia Tenggara dan terdepan dalam transformasi digital di sektor perbankan.

"Kami harus terus meningkatkan kualitas pelayanan kami, memperluas jangkauan dan membina hubungan yang baik dengan semua pihak,” kata dia dalam website resmi, dikutip Rabu, 16 November 2022. 

Ditambahkan, implementasi big data analytic telah membantu perseroan memperoleh informasi dengan lebih granular. Perseroan saat ini bisa dengan mudah menelusuri asal data dan dapat melihat berbagai jenis informasi dengan lebih transparan, terutama untuk memenuhi kebutuhan audit dan tata kelola keuangan perusahaan.

Ia menjelaskan bahwa modul Financial Product Sub Ledger (FPSL) milik SAP yang akan diimplementasikan sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 71 (PSAK 71) atau International Financial Reporting Standards 9 (IFRS 9).

Dengan demikian perseroan dapat mengotomatisasi banyak operasi internal termasuk aktivitas akuntansi dan pelaporan. Pembuatan laporan keuangan konsolidasi BRI Group juga dapat dilakukan dengan lebih cepat dan dalam intensitas yang lebih sering, dimana laporan yang tadinya dihasilkan dalam tiga bulanan kini bisa diselesaikan setiap bulan.

"Transformasi ini juga telah menghubungkan BRI dengan berbagai sistem pembayaran vendor ke dalam sistem utama mereka sehingga proses pembayaran pun menjadi lebih efisien. Peleburan sistem ini mengurangi kemungkinan adanya kesalahan dan penundaan pengiriman data," tambah Sandra.

Sistem Pengadaan

Sementara PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengimplementasikan big data analytic di sistem procurement mereka, dari sistem tradisional menjadi sistem digital atau e-procurement. Hal ini untuk efisiensi kegiatan operasional dan bisa tetap menjadi bagian dari wajah perbankan nasional yang terus tumbuh tinggi labanya secara konsisten.

Head of Asset Management & Procurement KB Bukopin, I Putu Adi Saputra mengatakan perusahaan juga menggandeng SAP dan menggunakan solusi e-procurement Ariba Discovery. Menurutnya, transformasi digital di sektor perbankan berarti mendefinisikan ulang proses bisnis di era digital ini. Empat bidang utama transformasi digital adalah proses, teknologi, data, dan perubahan organisasi. 

Saat ini, sekitar 80% pengeluaran cabang sudah dilakukan melalui e-procurement dan 50% pengeluaran departemen di kantor pusat sudah dilakukan melalui SAP e-procurement. Persentase ini akan terus ditingkatkan kedepan, dimana ditargetkan 90%-95% pengeluaran umum dan admistrasi bisa dilakukan melalui e-procurement.

“Sehingga pengendalian atas proses pengadaan dapat dilakukan dengan lebih efektif,” kata Putu.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Sementara PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mengimplementasi big data analytic di manajemen HR.  Dewasa ini, talenta menjadi modal penting perbankan untuk bisa bersaing di jajaran bank papan atas. Namun tanpa manajemen SDM berbasis data, dampaknya ke kinerja bisnis bisa fatal.

Studi dari McKinsey menunjukan hubungan antara kualitas SDM dengan kinerja bisnis sangat berkaitan. Di pekerjaan yang kompleks seperti manajer atau bankir, ditemukan bahwa SDM unggul 800% lebih produktif. Untuk itu perseroan menggunakan layanan SuccessFactor dari SAP dalam memanajemen lebih dari 12.000 karyawannya yang mayoritas di Jawa, Sumatra dan Kalimantan.

Direktur SDM Bank Danamon, Heriyanto Agung Putra mengatakan big data analytics memungkinkan keputusan terkait proses perekrutan, on board, pembelajaran dan pengembangan SDM sangat seamless. Dengan automasi, karyawan di bidang HR juga bisa lebih fokus ke lingkup kerja yang lebih strategis ketimbang mengerjakan administrasi.

“Transformasi digital ini membuat pekerjaan karyawan kita lebih mudah. Manajer HR bisa mengatur SDMnya dengan lebih mudah, atupun mengembangkan kompetensi juniornya. Saat kita memberdayakan karyawan, mempersenjatai mereka dengan wawasan, mereka akan dapat melayani nasabah dengan lebih baik apalagi di era perbankan yang kompetitif saat ini," kata Heriyanto.