Ramai Terkait Iuran Pariwisata Lewat Tiket Pesawat, Ini Penjelasan Kemenko Marves
- Salah satu upaya konkrit menuju pariwisata berkualitas adalah konservasi lingkungan dengan melakukan antara lain rehabilitasi hutan bakau yang mempunyai kapasitas besar dalam menyerap karbon,
Nasional
JAKARTA – Baru-baru ini pemerintah dikabarkan berencana menambahkan iuran pariwisata pada harga tiket pesawat. Hal ini bermula dari postingan pengamat transportasi, Alvin Lie, di akun X pribadinya.
Dalam unggahannya, ia mengunggah surat tertanggal Sabtu, 20 April 2024 mengenai Kemenko Marves mengimbau sejumlah kementerian/lembaga terkait untuk membahas dana pungutan wisata yang akan dibebankan melalui tiket pesawat.
“Ada Menteri yang gemar teriak bhw Harga Tiket Pesawat Mahal. Menghambat pariwisata. Sekarang pemerintah malah akan bebankan Iuran Pariwisata untuk dititipkan pada harga tiket pesawat. Konsumen tahunya harga tiket yang naik, padahal uangnya bukan ke airline. Piye tho iki?” tulis akun @alvinlie21 di media sosial X.
- Ternyata IU Sempat Ditawari Peran Hong Hae In di Drakor Fenomenal Queen of Tears
- FIF Group Catat Laba Bersih Rp4,1 Triliun pada Tahun 2023, Melesat 29,4 Persen
- Kejagung Belum Naikkan Status Robert Bonosusatya dalam Pengusutan Korupsi Timah
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah memberi tanggapan mengenai isu tersebut. Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu, menyampaikan, pemerintah sedang dalam proses penyusunan rancangan regulasi terkait dana abadi pariwisata yang bertujuan meningkatkan kualitas ekosistem pariwisata.
Rancangan ini didasarkan pada empat pilar utama yaitu daya saing infrastruktur dasar, pengelolaan pariwisata berkelanjutan, keunikan destinasi, dan layanan pariwisata bernilai tinggi.
“Salah satu upaya konkrit menuju pariwisata berkualitas adalah konservasi lingkungan dengan melakukan antara lain rehabilitasi hutan bakau yang mempunyai kapasitas besar dalam menyerap karbon,” tuturnya.
Rencana untuk mengembangkan pariwisata berkualitas melalui keterlibatan aktif dari berbagai pihak masih berada di tahap kajian awal dan diskusi, yang melibatkan berbagai sektor. Kajian ini memperhitungkan faktor-faktor seperti dampak ekonomi dan sosial, serta berupaya mendukung peningkatan jumlah wisatawan nusantara.
“Berbagai kebijakan terkait pariwisata berkualitas bertujuan untuk memberikan manfaat signifikan yang dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat. Upaya ini sekaligus mendukung Indonesia Emas 2045,” kata Odo dikutip dari keterangan tertulis, pada Senin, 22 April 2024.
Pariwista Berkualitas
Pemerintah terus berupaya mengembangkan pariwisata berkualitas di seluruh Indonesia. Dalam program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), pemerintah menetapkan target pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 1,25 hingga 1,5 miliar perjalanan pada tahun 2024, yang diperkirakan akan menghasilkan pendapatan pariwisata sekitar Rp3.000,78 triliun.
“Target tersebut ditetapkan dalam rangka BBWI yang telah didukung oleh beberapa kebijakan, termasuk diskon tarif tol, integrasi paket kunjungan wisata dengan kereta api, penyelenggaraan event nasional dengan sistem perizinan yang terintegrasi melalui OSS (Onlines Single Submission),” kata Odo.
- Jokowi Resmikan Inpres Jalan Daerah Sepanjang 22,4 km di Sulawesi Barat
- Kontroversi Nama Fandom ILLIT yang Dikritik Fans NMIXX dan Lisa BLACKPINK
- Hari Ini RUPS, Cek Historis Dividen Sampoerna (HMSP)
Odo mengungkapkan, sebanyak 85% aktivitas wisata domestik menggunakan angkutan darat, 3% menggunakan angkutan perairan dan 12% menggunakan angkutan udara.
Diketahui, faktor penetapan harga tiket pesawat sebesar 72% ditentukan empat aspek yaitu avtur 35 %, overhaul dan pemeliharaan pesawat yang termasuk impor suku cadang 16%, sewa pesawat 14%, dan premi asuransi pesawat 7%.
“Selain itu, harga tiket Indonesia juga dipengaruhi oleh penurunan jumlah pesawat yang beroperasi menjadi kisaran 400 pesawat dari sebelum pandemi yang mencapai lebih dari 750 pesawat sehingga menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Hal lain yang mempengaruhi adalah kondisi geopolitik di berbagai wilayah dunia yang berdampak pada peningkatan harga avtur,” ungkap Odo.
Di samping itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno buka suara terkait hal tersebut, ia menjamin iuran pariwisata yang ditambahkan ke harga tiket pesawat tidak akan memberatkan masyarakat.
“Jangan khawatir tidak akan membebani masyarakat dengan harga tiket yang lebih mahal lagi,” kata Sandi dalam konferensi pers di Kantor Kemenparekraf, pada Senin, 22 April 2024.
Pemerintah sedang mengkaji beberapa opsi untuk mengumpulkan Dana Pariwisata atau Indonesia Tourism Fund sehingga dia meminta semua pihak untuk menunggu keputusan akhir.