Ramayana Pangkas Target Pertumbuhan Penjualan 2021 Jadi 10 Persen
- PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) memangkas target penjualan yang semula diprediksi tumbuh sebesar 15%.
Industri
JAKARTA – Emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) memangkas target penjualan yang semula diprediksi tumbuh sebesar 15% menjadi 10% hingga akhir tahun. Hal ini dilakukan setelah perseroan mengitung target terakhir dengan tetap mempertimbangkan kondisi ekonomi.
Manajemen mengaku, sampai dengan berakhirnya periode lebaran, penjualan Ramayana masih sesuai target yang telah ditetapkan pada awal tahun. Hal ini terlihat dari penjualan sampai Juni yang mencapai Rp2,7 triliun, naik 24,5% dibandingkan dengan penjualan semester I-2020 sebesar Rp2,2 triliun.
Namun, penyebaran kasus pandemi yang semakin parah pada Juli menyebabkan peraturan PPKM Darurat diterapkan di beberapa kota.
“Kebijakan tersebut membuat kami terpaksa menutup beberapa gerai, terutama di daerah Jawa-Bali,” ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 15 September 2021.
- Ramayana Sudah Konversi 22 Gerai ke Konsep Lifestyle Mall
- Perkuat Likuiditas, BI Suntik Perbankan Rp844,92 Triliun
- Beda dari BI, Analis Prediksi Tapering Off The Fed Terjadi Desember 2021
Dengan demikian, penutupan gerai ini telah berdampak terhadap penjualan Ramayana pada Juli dan Agustus. Realisasi penjualan pun kurang dari setengah dari target bulanan yang telah ditetapkan.
“Ini membuat penjualan yang ditargetkan sejak awal tahun dapat tumbuh sebesar 15% agak sedikit meleset,” ungkapnya.
Namun, memasuki September, perseroan mulai melihat perbaikan penjualan sebagai efek dari peraturan PPKM yang lebih longgar.
Perseroan pun memiliki keyakinan pandemi ini hanya bersifat sementara. Dengan demikian, diharapkan ketika ekonomi mulai membaik, Ramayana kembali mencapai penjualan dan profitabilitas seperti sedia kala.
Sepanjang semester I-2021, laba bersih RALS mampu terbang 2.470,7% year on year (yoy) menjadi Rp137,8 miliar, dari periode tahun lalu Rp5,4 miliar.
Melesatnya laba bersih perseroan ditopang oleh penjualan sebesar Rp2,73 triliun, naik 24,5% yoy dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,19 triliun.
Penjualan tertinggi pada enam bulan pertama 2021, utamanya disebabkan oleh kenaikan penjualan yang signifikan pada kuartal II-2021. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp1,96 triliun, naik 134% yoy dibandingkan dengan penjualan pada kuartal II-2021 Rp838,81 miliar.
Kenaikan penjualan berbanding lurus dengan pertumbuhan laba kotor RALS. Laba kotor untuk periode enam bulan pertama 2021 sebesar Rp763,7 miliar dengan marjin laba kotor sebesar 27,9%. Jumlah ini lebih tinggi 24,4% dibandingkan dengan laba kotor pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp613,7 miliar, atau marjin laba kotor 28,0%.
Perseroan juga berhasil menekan biaya operasional hingga mengalami penurunan sebesar 1,9% yoy dari Rp670,3 miliar menjadi Rp657,7 miliar pada semester I-2021.
Dengan adanya kenaikan penjualan dan laba kotor, serta kontrol biaya yang ketat, perseroan berhasil laba usaha sebesar Rp122,7 miliar. Berbalik untung dari sebelumnya rugi pada semester I-2020 sebesar Rp50,9 miliar.
Ini mencerminkan marjin laba operasi sebesar 4,5% dari penjualan perseroan pada semester pertama 2021. Per 30 Juni 2021, RALS memiliki total kas dan setara kas yang termasuk deposito berjangka dan investasi jangka pendek sejumlah Rp2,65 triliun, naik 0,9% dari Rp2,63 triliun pada akhir 2020.