<p>Ritel Ramayana Departement Store milik PT Ramayana Lestari Tbk (RALS) / Facebook @ramayanadepartementstroe</p>
Industri

Ramayana Sudah Konversi 22 Gerai ke Konsep Lifestyle Mall

  • Manajemen menyebut, konsep ini sudah diusung sejak 2017 dengan penawaran destinasi berbelanja, kuliner, sekaligus hiburan kepada pelanggan.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berkomitmen untuk melanjutkan strategi transformasi bisnis melalui konsep life-style mall. Manajemen menyebut, konsep ini sudah diusung sejak 2017 dengan penawaran destinasi berbelanja, kuliner, sekaligus hiburan kepada pelanggan.

“Konsep life-style mall diharapkan dapat memperluas segmen customer Ramayana,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 15 September 2021. Adapun hingga Juni tahun ini, perseroan telah mengkonversikan 22 gerai mal ke dalam konsep life-style tersebut.

Sementara itu, untuk mengatasi penurunan kinerja selama pandemi, perseroan mengaku telah mengambil sejumlah langkah, seperti melakukan evaluasi secara berkala terhadap performa setiap gerai.

“Berbagai upaya dilakukan perseroan agar gerai tetap beroperasi. Kami memiliki keyakinan pandemi ini hanya bersifat sementara sehingga diharapkan ketika ekonomi mulai membaik, Ramayana kembali mencapai penjualan dan profitabilitas seperti sedia kala,” ungkap manajemen.

Kemudian, Ramayana juga melakukan restrukturisasi penggunaan space. Adanya penurunan penjualan yang signifikan, penggunaan space perlu dipangkas agar produktif.

Kemudian, perseroan juga mengajukan keringanan biaya sewa kepada developer. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu perseroan dalam menekan biaya yang tidak efisien.

Selanjutnya, Ramayana juga melakukan re-merchandising produk sebagai upaya menangani lemahnya daya beli dan tren scale down. Untuk itu, perseroan secara berkesinambungan mencari alternatif berbagai barang yang lebih menarik dengan harga yang kompetitif untuk dijual.

Kinerja Semester I-2021

Sebagai informasi, perseroan membukukan kinerja ciamik sepanjang semester I-2021. Laba bersih RALS tercatat terbang 2.470,7% year on year (yoy) menjadi Rp137,8 miliar, dari periode tahun lalu Rp5,4 miliar. 

Berdasarkan paparan manajemen RALS dalam Public Expose 2021, Jumat 10 September 2021, laba bersih perseroan pada semester I-2021 setara dengan 5% dari total penjualan perseroan. 

Melesatnya laba bersih perseroan ditopang oleh penjualan sebesar Rp2,73 triliun, naik 24,5% yoy dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,19 triliun. 

Penjualan tertinggi pada enam bulan pertama 2021, utamanya disebabkan oleh kenaikan penjualan yang signifikan pada kuartal II-2021. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp1,96 triliun, naik 134% yoy dibandingkan dengan penjualan di kuartal II-2021 Rp838,81 miliar.

Kenaikan penjualan berbanding lurus dengan pertumbuhan laba kotor RALS. Laba kotor untuk periode enam bulan pertama 2021 sebesar Rp763,7 miliar dengan marjin laba kotor sebesar 27,9%. Jumlah ini lebih tinggi 24,4% dibandingkan dengan laba kotor pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp613,7 miliar, atau marjin laba kotor 28,0%.

Perseroan juga berhasil menekan biaya operasional hingga mengalami penurunan sebesar 1,9% yoy dari Rp670,3 miliar menjadi Rp657,7 miliar pada semester I-2021.

Dengan adanya kenaikan penjualan dan laba kotor, serta kontrol biaya yang ketat, perseroan berhasil laba usaha sebesar Rp122,7 miliar. Berbalik untung dari sebelumnya rugi pada semester I-2020 sebesar Rp50,9 miliar.

Ini mencerminkan marjin laba operasi sebesar 4,5% dari penjualan perseroan pada semester pertama 2021. Per 30 Juni 2021, RALS memiliki total kas dan setara kas yang termasuk deposito berjangka dan investasi jangka pendek sejumlah Rp2,65 triliun, naik 0,9% dari Rp2,63 triliun pada akhir 2020.

Dari segi likuiditas, neraca RALS pada enam bulan pertama 2021 tetap likuid dan tidak memiliki pinjaman bank. Pada akhir Juni 2021, rasio lancar (current ratio) adalah 3,6 kali.