Rambah Pasar Digital, Alfamart Rights Issue 5 Miliar Saham
Perusahaan milik konglomerat Djoko Susanto ini bakal melepas sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp10 per lembar.
Korporasi
JAKARTA – Emiten waralaba Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berencana menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atawa rights issue.
Perusahaan milik konglomerat Djoko Susanto ini bakal melepas sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp10 per lembar.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perseroan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 30 Maret 2021 disebutkan AMRT akan menggunakan dana hasil rights issue untuk pengembangan kegiatan usaha di masa yang akan datang.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Secara spesifik, perseroan menyatakan akan mengunakan dana dari aksi korporasi tersebut untuk berinvestasi pada perusahaan lain yang bergerak di bidang berbasis teknologi. Terutama, bagi perusahaan yang dapat bersinergi secara strategis dengan perseroan untuk mendukung bisnis utama perseroan.
Rencana penambahan modal ini diyakini perseroan akan berpengaruh secara positif terhadap kondisi keuangan, termasuk memperkuat struktur ekuitas. Dengan begitu, transaksi tersebut dapat meningkatkan kemampuan perseroan untuk terus mengembangkan kegiatan usahanya.
Adapun bagi para pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam penambahan modal dengan HMETD, kepemilikan sahamnya akan terdilusi paling banyak 10,75%.
Rights issue ini sendiri akan digelar tidak lebih dari satu tahun ke depan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan OJK Nomor 31 Pasal 8 Ayat (3) yang mengatur soal jangka waktu antara tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan tanggal efektif pelaksanaan rights issue.
“Perseroan berencana untuk melaksanakan penambahan modal dalam periode 12 bulan tersebut,” pungkas manajemen AMRT.
Hingga 31 Desember 2020, saham AMRT digenggam oleh PT Sigmantara Alfindo (52,55%), Feny Djoko Susanto (0,64%), Budiyanto Djoko Susanto (0,47%), Harryanto Susanto (0,46%), dan publik (45,88%).
Pada perdagangan Selasa, 30 Maret 2021, saham AMRT ditutup turun 3,37% sebesar 30 poin ke level Rp860 per lembar. Kapitalisasi pasar saham AMRT mencapai Rp35,71 triliun dengan imbal hasil 9,98% dalam setahun terakhir. (SKO)