Rampungkan Right Issue, Modal Disetor Bank Permata Tumbuh Jadi Rp4,85 Triliun
- Pada gelaran right issue itu, BNLI tercatat menerbitkan 36,18 miliar lembar saham baru.
Korporasi
JAKARTA – PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengalami penambahan modal disetor menjadi Rp4,85 triliun usai merampungkan penawaran umum terbatas (PUT) IX. Modal disetor BNLI bertambah Rp1,02 triliun dari sebelumnya Rp3,83 per Juni 2021.
Pada gelaran right issue itu, BNLI tercatat menerbitkan 36,18 miliar lembar saham baru. Hal itu terdiri dari saham Kelas A sebanyak 26,88 juta lembar dengan nilai mencapai Rp336 miliar. Lalu, saham kelas B sebanyak 36,15 miliar lembar dengan nilai yang menembus Rp4,51 triliun.
Sekretaris Perusahaan BNLI Katherine Grace menjelaskan tidak ada dampak kegiatan right issue pada 2 Agustus 2021 ini terhadap kinerja keuangan perseroan. Aksi korporasi ini, kata Grace dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.
“Tidak ada dampak kejadian yang bersifat material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan perseroan,” ucap Grace dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 4 Agustus 2021.
- Kemenkeu Pastikan Telah Membayar Klaim Perawatan COVID-19 Sebesar Rp25,45 Triliun
- Hore, Pedagang Eceran di Pasar hingga Mal Dapat Insentif PPN
- 5 (lima) Perusahaan Tambang Batu Bara Dengan Cadangan Terbesar Di Indonesia
Aksi korporasi ini dilakukan tidak lama setelah BNLI mengungkapkan kinerja keuangan yang mengesankan pada semster I-2021. Bank Permata tercatat mengalami kenaikan laba bersih 74,30% year on year (yoy) dari Rp366,48 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp638,78 miliar pada semester I-2021.
Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan sebesar Rp5,31 triliun, naik 6,65% yoy dari sebelumnya Rp4,97 triliun. Dari sisi kredit, Bank Permata mencatat pertumbuhan kredit naik 16,6% yoy menjadi Rp120,8 triliun.
Terutama didorong oleh segmen wholesale banking sebesar 39,8% yoy. Selain itu, pertumbuhan KPR juga naik sebesar 21,7% yoy di segmen ritel.
Adapun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,91% year to date (ytd) menjadi Rp155,62 triliun. Kenaikan DPK berasal dari pertumbuhan dana murah berupa giro dan tabungan sebesar 7,85% ytd menjadi Rp80,33 triliun, sedangkan deposito naik 5,93% ytd menjadi Rp75,29 triliun.
- Rumah Sakit OMNI Milik Grup Emtek Kantongi Laba Rp98,64 Miliar pada Semester I-2021
- Peta Investor Terbaru Start Up Unicorn dan Decacorn Asia Tenggara
- Kalbe Farma Gandeng Perusahaan Korea Selatan Luncurkan Vaksin COVID-19 pada Kuartal IV-2021
Total aset Bank Permata secara konsolidasi juga meningkat 7,71% ytd menjadi sebesar Rp212,97 triliun per 30 Juni 2021 dari posisi Desember 2020 Rp197,73 triliun. Jumlah liabilitas perseroan tumbuh 9,01% menjadi Rp177,31 triliun pada Juni 2021, dari sebelumnya Rp162,65 triliun pada akhir 2020. Sementara ekuitas naik 1,66% menjadi Rp212,96 triliun dari Rp197,72 triliun pada Desember 2020.
Meski begitu, saham BNLI masih terkorelasi 25,2% secara tahun berjalan (ytd). Namun, bila ditinjau secara tahunan, saham BNLI telah mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 79,3%.