<p>PT Bank Amar Indonesia Tbk. (Amar Bank) / Facebook @amarbankindonesia</p>
Korporasi

Rampungkan Rights Issue, Amar Bank Yakin Penuhi Persyaratan Modal Inti Rp3 Triliun Tahun Depan

  • PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) menyampaikan bahwa pelaksanaan Rights Issue perseroan saat ini sudah memasuki periode first registration dan keseluruhan aksi korporasi Rights Issue ditargetkan dapat selesai di bulan Februari 2022. Perseroan optimis mampu memenuhi persyaratan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun di tahun 2022.
Korporasi
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA -PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) menyampaikan bahwa pelaksanaan Rights Issue perseroan saat ini sudah memasuki periode first registration dan keseluruhan aksi korporasi Rights Issue ditargetkan dapat selesai di bulan Februari 2022.  

Perseroan optimis mampu memenuhi persyaratan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun di tahun 2022.

Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan seiring dengan pemenuhan peraturan permodalan dari OJK, Amar Bank telah melalui periode sembilan bulan 2021 dengan cukup baik.  

Kondisi positif pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah memacu Amar Bank mencatatkan kinerja yang masih tetap positif selama periode tersebut.

Dari sisi Pinjaman hingga akhir September 2021, Amar Bank mencatatkan total Pinjaman sebesar Rp2,08 triliun atau tumbuh sebesar 28,7% sepanjang tahun berjalan (YTD). Lebih dari 64% pinjaman tersebut untuk pinjaman produktif dan mayoritas kontribusi berasal dari platform digital Tunaiku yang tercatat sebesar Rp1,7 triliun atau naik 35,4% YTD. 

“Hal tersebut menunjukkan bahwa dari sisi penyaluran pinjaman, Amar Bank tetap bertumbuh dengan baik di tahun ini,” kata dia dalam keterangan resmi seperti dikutip Jumat, 31 desember 2021.

Dari sisi Dana Pihak Ketiga, tercatat sebesar Rp2,1 triliun atau turun 6,9% YTD. Namun dengan kondisi pendanaan yang menurun, Amar Bank tetap mencatatkan CASA sebesar Rp106 miliar atau naik 31,8% YTD. 

Terlepas penurunan dari sisi pendanaan, hal ini turut berdampak positif terhadap kinerja bisnis yang semakin optimal tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang konsisten naik (3M21: 63,6%; 6M21: 81,4%; 9M21: 97,1%). Di samping itu, total Aset berhasil tercatat sebesar Rp3,9 triliun. 

Dari sisi pendapatan bunga, Pada Kuartal-III 2021, Amar Bank mencatatkan pendapatan Bunga tercatat sebesar Rp185,3 miliar atau naik 25,7% secara kuartalan dan Beban Bunga tercatat sebesar Rp50 miliar atau turun 17% secara kuartalam, sehingga Amar Bank mencatatkan Pendapatan Bunga Bersih sebesar Rp135,2 miliar atau naik 55,2% secara kuartalan. 

“Adapun biaya Operasional tercatat sebesar Rp74,8 miliar yang mayoritas dialokasikan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran terutama secara digital,” kata Vishal.

Ditambahkan Vishal, Amar Bank tetap berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp565 juta per September 2021 walaupun tercatat lebih rendah dari tahun sebelumnya (dikomparasi dengan NPL di 2020). 

Hal tersebut disebabkan oleh pembebanan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang meningkat. Kondisi tersebut berdampak pada turunnya Non Performing Loan (NPL) September 2021 menjadi 2,93%, dibandingkan NPL Desember 2020 sebesar 4,80%. Adapun, NPL sebesar 2,93% masih di bawah batas maksimum yang ditetapkan regulator.

Sementara rasio likuiditas tetap solid hingga September 2021. Tercatat LCR sebesar 1,979% yang menunjukkan likuiditas Amar Bank masih tergolong baik dan CAR tercatat di posisi yang kuat sebesar 31,2%, jauh di atas ketentuan regulasi yaitu sebesar 24,5%. 

Ini membuat perseroan masih memiliki ruang yang lebih besar untuk menyalurkan kredit, tentunya dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian seiring konsumsi masyarakat yang perlahan turut meningkat. D

“Kinerja penyaluran pinjaman yang semakin efektif dan posisi likuiditas yang tetap solid membuat Amar Bank optimis untuk terus bertumbuh ke depannya,” tambah Vishal.

Seperti diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2021 lalu, disepakati perseroan akan melakukan aksi right issue untuk mematuhi peraturan OJK (POJK) No. 12/2020 yterkait kewajiban Bank BUKU II untuk menambah modal inti minimum hingga Rp2 triliun pada bulan Desember 2021 dan Rp3 triliun pada bulan Desember 2022. 

Rapat tersebut menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan penambahan modal melalui Rights Issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 20 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100,00 per lembar.