<p>Konglomerat Chairul Tanjung dan anak sulungnya Putri Indahsari Tanjung / Instagram @putri_tanjung</p>
Perbankan

Ranking Pertumbuhan Laba 3 Bank Milik Chairul Tanjung

  • Tiga bank yang dimilikinya, yakni PT Bank Mega Tbk (MEGA), PT Bank Mega Syariah, dan PT Allo Bank Tbk (BBHI), mencatatkan catatan keuangan yang menarik untuk dicermati. Lantas, bank mana yang pertumbuhan laba bersihnya paling besar?
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Chairul Tanjung (CT), seorang konglomerat yang dikenal dengan julukan anak singkong, mengelola sejumlah bank yang menunjukkan performa finansial yang beragam selama tahun 2023. 

Tiga bank yang dimilikinya, yakni PT Bank Mega Tbk (MEGA), PT Bank Mega Syariah, dan PT Allo Bank Tbk (BBHI), mencatatkan catatan keuangan yang menarik untuk dicermati. Lantas, bank mana yang pertumbuhan laba bersihnya paling besar?

1. PT Allo Bank Tbk (+66,64%)

Allo Bank, sebuah bank digital yang dimiliki oleh Chairul Tanjung, mencatatkan kinerja yang paling positif dibandingkan dengan dua bank CT lainnya sepanjang tahun 2023. Laba bersih Allo Bank mencapai Rp444,57 miliar, mengalami lonjakan sebesar 66,64% yoy dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kenaikan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih NII sebesar 65,29% yoy menjadi Rp1,04 triliun. Allo Bank juga berhasil meningkatkan pendapatan lainnya yang mencapai Rp78,61 miliar, naik 737,02% yoy dari periode sebelumnya.

Allo Bank juga mencatat peningkatan pada rasio profitabilitas seperti TOE ke angka 6,7%. dan ROE di level 4,76%. 

Allo Bank juga berhasil menjaga sisi intermediasi dengan menyalurkan kredit sebesar Rp7,39 triliun pada tahun 2023, yang mengalami kenaikan sebesar 2,5% yoy. 

Dari sisi pendanaan, Allo Bank berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,94% menjadi Rp4,9 triliun pada tahun 2023. Porsi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) juga meningkat menjadi 10,48% dari total DPK.

2. PT Bank Mega Syariah (+2,77%)

Sementara itu, PT Bank Mega Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp238,72 miliar pada tahun 2023, tumbuh tipis 2,77% secara tahunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan laba ini didorong oleh kinerja pendapatan dari penyaluran dana yang tumbuh 31% yoy menjadi Rp1,21 triliun.

Pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga mengalami peningkatan menjadi Rp738,12 miliar, naik 9,38% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Laba Bank Mega Syariah juga didukung oleh peningkatan pendapatan lainnya sebesar Rp44,56 miliar, tumbuh 42,75% dari tahun sebelumnya.

Namun, dari segi rasio profitabilitas, ROA dan ROE Bank Mega Syariah mengalami penurunan menjadi 1,96% dan 9,76% masing-masing. Meskipun demikian, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) berhasil mengalami perbaikan, yakni NPF gross turun ke level 0,98% dan NPF net di level 0,79%.

Dari sisi pendanaan, DPK Bank Mega Syariah mengalami penurunan sebesar 26,47% menjadi Rp9,69 triliun pada tahun 2023. Namun, rasio dana murah Bank Mega Syariah meningkat menjadi 29,76% dari total DPK.

3. PT Bank Mega Tbk (-13,37%)

Bank Mega, salah satu entitas perbankan milik Chairul Tanjung, mencatatkan kinerja keuangan yang menurun selama tahun buku 2023. 

Laba bersih Bank Mega turun sebesar 13,37% secara tahunan (year on year/yoy), menjadi Rp3,5 triliun dari Rp4 triliun pada tahun 2022. 

enurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, antara lain menurunnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 4,48% yoy, serta penurunan pendapatan operasional lainnya sebesar 32,39% yoy.

Pendapatan operasional yang menurun tersebut tidak seimbang dengan meningkatnya Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 65,36% per Desember 2023 dari level 56,76% per Desember 2022. 

Penyaluran kredit Bank Mega juga mengalami penurunan sebesar 5,68% yoy, sementara rasio Kredit Macet (non-performing loan/NPL) gross dan net naik ke level 1,57% dan 1,18% per-Desember 2023.

Meskipun demikian, rasio NPL Bank Mega masih dalam batas yang sehat. Namun, hal ini menyebabkan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap aset produktif naik menjadi 0,56% per-Desember 2023. 

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega juga mengalami penurunan sebesar 13% yoy, menurun menjadi Rp89,43 triliun hingga akhir tahun 2023.

Return on Asset (ROA) dan ROE Bank Mega turun menjadi 3,47% dan 17,62% masing-masing. Total aset Bank Mega juga mengalami penurunan sebesar 6,84% yoy, menjadi Rp132,04 triliun pada tahun 2023.

Laba Allo Bank Paling Moncer

Dengan menilik ketiga kinerja keuangan bank di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bank milik Chairul Tanjung dengan pertumbuhan laba bersih yang paling besar adalah Allo Bank, yang mana bank digital ini mencatat kenaikan laba bersih sebesar 66,64% yoy ke angka Rp444,57 miliar. 

Sementara itu, Bank Mega mengalami penurunan laba bersih 13,37% yoy menjadi Rp3,5 triliun, sedangkan Bank Mega Syariah membukukan kenaikan 2,77% yoy ke angka Rp238,72 miliar. 

Tidak hanya dari segi laba bersih, kinerja penghimpunan DPK Allo Bank pun menjadi yang terbaik di antara bank milik Chairul Tanjung lainnya. 

Pada tahun 2023, DPK Allo Bank tercatat naik 10,94% ke angka Rp4,9 triliun, sedangkan DPK Bank Mega turun 13% yoy menjadi Rp89,43 triliun sementara DPK Bank Mega Syariah turun 26,47% menjadi Rp9,69 triliun.