Rasio Utang Indonesia Nyaris Dekati 40 Persen dari PDB, BI Klaim Masih Sehat dan Stabil
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan rasio utang luar negeri (ULN) Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 39,5%, naik tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 39,4%.
Industri
JAKARTA – Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan rasio utang luar negeri (ULN) Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 39,5%, naik tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 39,4%.
Kendati begitu, bank sentral mengklaim struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,4% dari total ULN.
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi serta menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Senin, 15 Maret 2021.
Adapun penggunaan ULN pemerintah adalah untuk mendukung belanja prioritas, antara lain yaitu sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,6% dari total ULN Pemerintah).
Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1%), sektor jasa pendidikan (16,2%), sektor konstruksi (15,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (13,0%).
Peran ULN juga untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. Fungsinya dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Sebagai informasi, hingga Januari 2021, ULN tembus US$420,7 miliar. Nilai utang tersebut tumbuh 2,6% dari bulan sebelumnya.
Namun pertumbuhan ULN melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang naik 3,4% year on year (yoy).
Posisi ULN Januari terdiri dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$213,6 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$207,1 miliar.