Rata-rata Pengeluaran Belanja Online Masyarakat Indonesia Semester II-2023
- Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat, sebanyak 88% konsumen di dalam negeri aktif berbelanja online pada semester II-2023. Tidak hanya itu, rata-rata mereka juga mengalokasikan dana sekitar Rp429.509 setiap bulan untuk berbelanja secara daring.
Tekno
JAKARTA – Jakpat melakukan survei untuk mengetahui rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia untuk berbelanja online pada semester II-2023.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat, sebanyak 88% konsumen di dalam negeri aktif berbelanja online pada semester II-2023. Tidak hanya itu, rata-rata mereka juga mengalokasikan dana sekitar Rp429.509 setiap bulan untuk berbelanja secara daring.
Secara rinci, survei ini mengungkapkan bahwa 34% dari responden mengeluarkan dana kurang dari Rp200.000 per bulan untuk belanja online. Sementara itu, 20% responden lainnya menghabiskan dana sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000 setiap bulan.
- 4 Kebiasaan Sombong Han Jun Oh di Drama Moon in the Day
- Saham Tencent dan Netease Anjlok Akibat Rencana Pembatasan Game di China
- Unik, Sirup Maple Ternyata Mengandung Antioksidan
Terdapat juga sebanyak 20% responden yang memilih untuk mengalokasikan anggaran belanja daring sekitar Rp400.001 hingga Rp600.000 per bulan.
Di sisi lain, 9% responden menyatakan bahwa mereka mengeluarkan biaya sebesar Rp600.001 hingga Rp800.000 per bulan untuk berbelanja online.
Tingkat pengeluaran yang lebih tinggi juga terlihat pada survei ini. Sebanyak 6% responden melaporkan bahwa mereka menghabiskan dana sebesar Rp800.001 hingga Rp1.000.000 per bulan untuk belanja online.
Sementara itu, 11% responden lainnya bahkan menyatakan bahwa mereka tidak ragu untuk mengeluarkan lebih dari Rp1 juta setiap bulan untuk keperluan belanja online mereka.
Survei ini dilakukan melalui aplikasi Jakpat dan melibatkan 1.509 responden selama periode Juni-November 2023. Dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 5%, hasil survei ini dapat dianggap sebagai gambaran yang cukup akurat tentang perilaku belanja online konsumen Indonesia.
- 5 Film Bioskop Seru untuk Ditonton Liburan Akhir Tahun 2023
- Nemuru Hotels, Penginapan Baru di Ciputat yang Tawarkan Layanan Ala Jepang
- Dirut Garuda Dilaporkan ke Bareskrim Oleh Serikat Karyawan
Platform e-Commerce Terfavorit
YouGov membagikan hasil survei mengenai tingkat penggunaan platform e-commerce di Indonesia di bulan terakhir tahun 2023.
Menurut hasil survei dari YouGov, Shopee muncul sebagai pemimpin dalam hal penggunaan e-commerce di Indonesia. Dengan tingkat penggunaan mencapai 73%, Shopee berhasil mempertahankan posisinya sebagai platform belanja online paling sering digunakan oleh konsumen dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Daya tarik Shopee dapat berasal dari berbagai aspek, seperti kebijakan harga yang kompetitif, beragam jenis produk, promosi menarik, fitur layanan yang inovatif, dan tampilan antarmuka yang memikat.
Tokopedia menduduki peringkat kedua dalam survei ini, dengan 39% responden yang melaporkan bahwa mereka aktif berbelanja online melalui platform ini dalam sebulan terakhir.
Platform ini tetap menjadi pilihan utama bagi sejumlah konsumen yang mencari keberagaman produk dan berbagai penawaran menarik.
Lazada, meskipun berada di peringkat ketiga, masih mempertahankan basis pengguna yang kuat dengan 22% responden yang mengaku berbelanja di platform ini secara online dalam sebulan terakhir.
Lazada dikenal dengan berbagai penawaran dan promosi khusus, yang mungkin menjadi daya tarik bagi sebagian besar konsumen.
Di sisi lain, Bukalapak, BliBli, dan Zalora masing-masing mencatat tingkat penggunaan yang lebih rendah. Bukalapak menarik 6% responden, sementara BliBli dan Zalora masing-masing memiliki 4% dan 2% responden yang melaporkan bahwa mereka berbelanja daring di platform tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa hasil survei ini diperoleh melalui data yang dikumpulkan secara berkelanjutan selama 52 minggu hingga 17 Desember 2023.
YouGov menggunakan pendekatan yang teliti dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia, kelas sosial ekonomi, dan tingkat kota untuk memastikan representasi yang akurat terhadap populasi dewasa yang aktif dalam belanja daring di Indonesia.