<p>Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. / Wika.co.id</p>
Industri

Rating Utang Turun, Wijaya Karya Klaim Masih Punya Ruang Ekspansi

  • JAKARTA – Manajemen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. angkat suara terkait penurunan peringkat obligasinya dari lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service. Peringkat kredit rating obligasi WIKA menjadi Ba3 dari Ba2. Tidak hanya itu, Moody’s juga mengubah outlook rating dari stabil menjadi negatif, akibat dampak pandemi COVID-19. Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Wijaya mengatakan, pandemi COVID-19 menyebabkan […]

Industri

Issa Almawadi

JAKARTA – Manajemen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. angkat suara terkait penurunan peringkat obligasinya dari lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service. Peringkat kredit rating obligasi WIKA menjadi Ba3 dari Ba2. Tidak hanya itu, Moody’s juga mengubah outlook rating dari stabil menjadi negatif, akibat dampak pandemi COVID-19.

Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Wijaya mengatakan, pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa proyek yang dikerjakan perseroan berhenti sementara dan operasional terhambat. Akibatnya, ada perlambatan di beberapa bagian seperti mobilisasi tenaga kerja.

“Namun per Juni 2020 beberapa proyek yang sebelumnya mengalami penghentian sementara atau pembatasan, saat ini sudah mulai beroperasi walaupun belum mencapai kapasitas 100%,” kata Mahendra melalui keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat, 26 Juni 2020.

Penghentian sementara dan pembatasan operasional tersebut, kata Mahendra, menjadikan progres proyek mengalami perlambatan. Sehingga, diperkirakan akan berdampak pada penurunan kinerja perseroan di tahun 2020.

Meskipun demikian, pada pelaporan keuangan kuartal I 2020 ini, gross gearing & debt to equity ratio (DER) WIKA tercatat relatif masih lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.

Gearing Ratio perseroan terhitung sebesar 1,04 kali (covenant 2,5 kali) dan untuk DER 2,30 kali (covenant 3,5 kali). Sehingga perseroan masih mempunyai ruang untuk melakukan ekspansi bisnisnya,” imbuh Mahendra.

Bayar Utang Komodo Bond

Faktor lain yang menyebabkan penyesuaian rating dari Moody’s adalah perusahaan harus melakukan refinancing terhadap Komodo bond (Global IDR bond). Obligasi global ini akan jatuh tempo pada Januari 2021. Selain itu banyaknya project owner yang menunda proses tender akibat COVID-19 menyebabkan lemahnya perolehan kontrak baru pada sektor konstruksi.

Mahendra menegaskan, perseroan akan tetap berusaha untuk menjaga likuiditas kas perusahaan. Caranya, dengan memfokuskan produksi pada beberapa proyek yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya, serta pemerintah.

“Karena memiliki skema pembayaran yang lebih baik. Kondisi ini akan membantu menjaga stabilitas operasi perusahaan sekaligus memastikan perseroan tetap menjaga kesehatan keuangan,” jelas Mahendra.

Selain itu, perseroan juga akan memastikan keberhasilan dalam melakukan refinancing Komodo Bond yang akan jatuh tempo pada 2021. WIKA juga menjaga margin dengan mengedepankan aspek kualitas, kesehatan, keamanan, efisiensi, dan mendorong penggunaan teknologi informasi dan inovasi dalam penerapan metode kerja pada setiap proyek.

Penurunan rating dari Moody’s tidak langsung berdampak pada pergerakan saham Wijaya Karya berkode WIKA. Menutup perdagangan hari ini, saham WIKA justru naik 1,23% ke level Rp1.230 per lembar. Meski begitu, saham WIKA secara year to date sudah turun 38,19% dari posisi akhir 2019 Rp1.990 per lembar. (SKO)