Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

RATU dan CBDK Siap Gebrak Pasar Modal di Awal 2025, Begini Prospeknya

  • Awal 2025 diprediksi menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia dengan debut sejumlah emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dua calon emiten yang menyita perhatian adalah PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Awal 2025 diprediksi menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia dengan debut sejumlah emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dua calon emiten yang menyita perhatian adalah PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). 

CBDK, anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), bergerak di sektor properti dan real estate. Dengan dukungan dari konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, CBDK memiliki peluang untuk menarik minat investor jangka panjang.

Di sisi lain, RATU, yang merupakan anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) milik pengusaha Happy Hapsoro, bergerak di sektor energi yang strategis dan relevan dengan kebutuhan masa depan.

Nah, berkat dukungan dari induk perusahaan, sejumlah analis pun menilai bahwa eksposur bisnis kedua calon emiten ini mendapat dukungan besar dari induk perusahaan masing-masing. CBDK dan RATU memiliki kinerja yang menarik, dan segmentasi bisnisnya relevan dengan perkembangan ekonomi saat ini, 

Prospek Pendanaan IPO

Berdasarkan data e-IPO, CBDK menawarkan saham pada kisaran harga Rp3.000–Rp4.060 per saham, dengan target pendanaan mencapai Rp2,3 triliun. Dana ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat portofolio properti yang dimiliki, sekaligus memperluas pangsa pasar di sektor real estate premium. 

Di sisi lain, emiten bersandikan RATU menetapkan harga penawaran Rp900–Rp1.150 per saham, dengan target dana segar sebesar Rp624,46 miliar yang akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis energi terbarukan.

CBDK dijadwalkan melantai di BEI pada 13 Januari 2025, sedangkan RATU pada 8 Januari 2025. Kedua emiten ini akan menjadi penggerak awal perdagangan saham pada kuartal pertama 2025.

Valuasi dan Potensi Keuntungan

Analis Samuel Sekuritas, Ahnaf Yassar, mencatat bahwa meskipun harga penawaran awal CBDK mungkin terlihat kurang menarik secara langsung, terdapat potensi keuntungan signifikan dalam jangka menengah hingga panjang. 

Dengan NAV sebesar Rp14.408 per saham, harga IPO CBDK mencerminkan diskon hingga 79%. “Jika diskon terhadap NAV menyempit ke rata-rata sektor sebesar 50%, harga saham CBDK bisa naik hingga Rp7.700, atau setara potensi kenaikan 157%,” ujar Ahnaf dalam risetnya dikurip pada Senin, 27 Desember 2024. 

Untuk RATU, valuasi IPO yang lebih konservatif memberikan ruang bagi investor untuk masuk di harga yang kompetitif, terutama dengan prospek pertumbuhan sektor energi yang semakin penting dalam transisi menuju energi bersih.

Efek Terhadap Pasar Modal Indonesia

IPO CBDK dan RATU tidak hanya menjadi peluang bagi investor individu tetapi juga berpotensi memperkuat posisi BEI sebagai salah satu bursa dengan kapitalisasi pasar yang terus tumbuh. Dengan target pendanaan gabungan mendekati Rp3 triliun, dua emiten ini diharapkan mampu menggerakkan likuiditas pasar serta meningkatkan minat terhadap saham sektor properti dan energi.

Dengan latar belakang tersebut, awal 2025 bisa menjadi salah satu periode paling menarik dalam sejarah perdagangan saham di Indonesia. Investor diharapkan untuk mencermati momentum ini dengan baik, terutama pada dua emiten yang telah menyiapkan langkah strategis untuk memanfaatkan peluang di pasar modal.