Ratusan Ahli Sebut Virus Corona Bisa Menular Lewat Udara, Desak WHO Ubah Saran
NEW YORK- Ratusan ilmuwan menyebutkan terdapat bukti bahwa virus corona dalam partikel yang lebih kecil di udara dapat menginfeksi orang. Untuk itu mereka mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar meralat rekomendasi mereka. WHO mengatakan penyakit virus corona menyebar terutama dari orang ke orang melalui cairan dari hidung atau mulut, yang dikeluarkan ketika penderita COVID-19 batuk, […]
NEW YORK- Ratusan ilmuwan menyebutkan terdapat bukti bahwa virus corona dalam partikel yang lebih kecil di udara dapat menginfeksi orang. Untuk itu mereka mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar meralat rekomendasi mereka.
WHO mengatakan penyakit virus corona menyebar terutama dari orang ke orang melalui cairan dari hidung atau mulut, yang dikeluarkan ketika penderita COVID-19 batuk, bersin atau berbicara.
Sebagaimana dilaporkan New York Times 4 Juli 2020, dalam surat terbuka kepada badan tersebut, yang rencananya bakal diterbitkan di jurnal ilmiah pekan depan oleh para peneliti, disebutkan 239 ilmuwan di 32 negara menggarisbawahi bukti yang menunjukkan partikel yang lebih kecil mampu menginfeksi orang.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Apakah terbawa oleh tetesan yang lebih besar yang meningkat melalui udara setelah bersin, atau melalui tetesan yang diembuskan yang jauh lebih kecil, yang mungkin mengisi ruangan, virus corona ditularkan melalui udara dan mampu menginfeksi orang ketika bernapas.
WHO mengatakan bahwa bukti virus mengudara tidak meyakinkan. “Secara khusus dalam beberapa bulan terakhir, kami berulang kali menyatakan bahwa kami menganggap penularan melalui udara sebagai hal yang mungkin namun tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat bahkan jelas,” kata Dr. Benedetta Allegranzi, kepala teknis pencegahan dan pengendalian penyakit WHO, seperti dilansir New York Times.