Raup Cuan Investasi Rp178 Miliar, Rugi PALM Susut Puluhan Persen
- PALM yang telah bertransformasi menjadi emiten investasi sukses, mencatatkan kinerja keuangan yang impresif pada semester I-2024. Perusahaan ini berhasil meraih keuntungan bersih atas investasinya, sekaligus mencatat penurunan signifikan dalam kerugian.
Korporasi
JAKARTA – PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) yang telah bertransformasi menjadi emiten investasi sukses, mencatatkan kinerja keuangan yang impresif pada semester I-2024. Perusahaan ini berhasil meraih keuntungan bersih atas investasinya, sekaligus mencatat penurunan signifikan dalam kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip pada Senin, 22 Juli 2024, PALM berhasil menekan kerugian pada semester I-2024 menjadi Rp18,28 miliar. Raihan ini berkurang sebesar 98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan rugi bersih senilai Rp1,54 triliun.
Keberhasilan PALM dalam mengurangi kerugian pada paruh pertama tahun ini didorong oleh keuntungan bersih atas investasinya yang berhasil membalikkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,54 menjadi keuntungan Rp178,42 miliar.
- Awal Pekan, IHSG Dibuka Naik ke 7.332
- Inilah Perjalanan Karier Moeldoko dan Harta Kekayaanya
- 7 Rekomendasi CIPS untuk Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia
Selain itu, rugi per saham dasar PALM berkurang menjadi Rp1,56 per saham dari sebelumnya Rp225,43 per saham. Beban keuangan perseroan melonjak dari Rp31,61 miliar pada periode tahun sebelumnya menjadi Rp 127,79 miliar.
Sementara beban usaha, emiten yang terafiliasi Garilbaldi Thohir ini juga dari Rp29,54 miliar menjadi Rp21,12 miliar pada semester I-2024. Sisi positifnya, rugi sebelum pajak penghasilan turun dari Rp1,59 triliun menjadi Rp18,51 miliar.
Sebagai informasi, PALM mengubah lini bisnisnya dari emiten kelapa sawit menjadi perusahaan investasi pada Agustus 2022. Perseroan sendiri tercatat berinvestasi di empat perusahaan antara lain, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), dan Giyanti Time Limited.
Per 30 Juni 2024, nilai wajar investasi PALM terbesar pada MBMA, sebuah emiten tambang nikel, yang mencapai Rp5,02 triliun. Di posisi kedua, ada MDKA sebuah produsen emas dengan yang mencapai Rp3,20 triliun.
Adapun nilai wajar invetasi PALM di emiten properti berkode saham MMLP mencapai level Rp525 miliar. Dari ketiga emiten tersebut, hanya MDKA saja, yang sahamnya terdepresiasi selama periode tersebut.
Dari sudut pandang neraca keuangan, aset perusahaan yang menjadi portofolio PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini, tampak mengalami penurunan tipis dari posisi 31 Desember 2023 sebesar Rp8,80 triliun menjadi Rp8,84 triliun hingga 30 Juni 2024.
Kendati begitu, liabilitas PALM turun tajam dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp6,34 triliun menjadi Rp2,78 triliun. Alhasil, ekuitas perseroan pada 30 Juni 2024 berada di angka Rp6,05 triliun, melesat dari posisi akhir tahun lalu yang hanya di level Rp2,4 triliun.
Sebagai tambahan, pemegang saham mayoritas PALM adalah PT Provident Capital dengan kepemilikan 55,67% saham PALM. Sisanya dikendalikan Garibaldi Thohir sebanyak 15,36%, PT Saratoga Sentra 8,97%, Winarto Kartono 6,16%, Hardi Wijaya Liong 4,62%, dan Tri Boewono 0,42%. Sisanya pemodal public 8,53%.
Dari lantai bursa, pada perdagangan Senin, 22 Juli 2024, hingga pukul 9:32 WIB, harga saham PALM berhasil melenting 3,61% ke level Rp402 per saham. Kenaikan harga ini mencerminkan bahwa investor cukup puas dengan kinerja keuangan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini.