MUTU International.jpeg
Pasar Modal

Raup Dana IPO Rp101 Miliar, Ini Rencana Bisnis Mutuagung Lestari (MUTU)

  • PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) telah melaksanaka initial public offering (IPO) pada hari ini, Rabu, 9 Agustus 2023, dan meraup dana penawaran umum sebesar Rp101 miliar.

Presiden Direktur MUTU Arifina Lambaga mengatakan IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi perseroan untuk menjadi perusahaan TIC yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG) yang transparan, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh investor, masyarakat, maupun stakeholder.

"Momentum ini membawa MUTU memasuki babak baru dalam industri TIC tanah air. MUTU siap menjadi salah satu perusahaan TIC yang dapat diandalkan tidak hanya di Indonesia, namun juga di tingkat internasional," kata Arifin dalam seremoni pencatatan perdana saham MUTU di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2023.

Setelah dikurangi oleh biaya-biaya emisi, dana IPO yang dihimpun oleh perseroan sebesar 66%-nya akan dialokasikan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk pengembangan laboratorium baru dalam rangka mengembangkan layanan jasa testing, inspection, and certification (TIC).  

Perseroan berencana untuk menambah setidaknya lima laboratorium baru di Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

Pembangunan laboratorium-laboratorium baru ini diharapkan dapat mendukung laboratorium yang sudah dimiliki perseroan sebelumnya terkait dengan kebutuhan TIC untuk komoditas mineral dan batu bara.

MUTU juga berencana untuk menambah laboratorium baru di bidang batu bara dan nikel yang berada di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Pembangunan laboratorium baru ini dimulai pada Agustus 2023 dan ditargetkan untuk rampung pada 2024.  

Kemudian, 34% lainnya akan dilaokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure/opex) yang meliputi bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, serta biaya umum dan administrasi.

Dana untuk keperluan opex ini dialokasikan dalam rangka menunjang operasional di pasar yang sudah ada saat ini maupun di di pasar yang baru, termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan tiga fokus strategi MUTU, yaitu ekonomi hijau, ekonomi syariah, dan ekonomi digital.

Sebagai informasi,  IPO MUTU memperoleh pernyataan efektif dengan harga final Rp108 perlembar dari perkiraan harga sebelumnya di rentang Rp105 – Rp110 perlembar. Dalam IPO ini, perseroan menawarkan sebanyak 942.857.200 lembar saham baru.

Selama masa penawaran umum yang berlangsung pada 2-7 Agustus 2023, saham MUTU mengalami oversubscribed hingga lebih dari 252 kali.

Prospek Bisnis TIC

Direktur Operasional MUTU Irham Budiman menyebutkan bahwa bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global.

Pasalnya, pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun,s edangkan nilai pasar TIC global pada 2027 diperkirakan mencapai sekitar Rp4 kuadriliun.

"Kami optimis dengan peluang pasar yang masih sangat besar untuk dikembangkan oleh MUTU ke depan. Ditambah adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," papar Irham.

MUTU mendukung rencana OJK ini karena perseroan sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di Sistem Registrasi Nasional (SRN).

Sebelum bursa karbon dihadirkan di Indonesia, MUTU sudah terlebih dahulu merambah pasar tersebut sejak tahun 2015.

Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, MUTU telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema international sustainable carbon certification (ISCC).

Direktur Keuangan MUTU Sumarna mengatakan bahwa perseoan telah berhasil mencatatkan kinerja yang solid hingga akhir 2022.

Per-akhir 2022, perseroan telah mencatatkan pendapatan Rp281,82 miliar dengan peningkatan 24,47% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar Rp226,41 miliar.

Sementara itu, laba tahun berjalan yang dibukukan perseroan hingga akhir 2022 tercatat sebesar Rp36,78 miliar dengan pertumbuhan 90,38% secara tahunan.

"Selain itu, nilai compounded annual growth rate (CAGR) pertumbuhan penjualan MUTU selama tahun 2020 sampai 2022 mencapai 11,87%, di samping nilai aset perseroan yang juga terus tumbuh. Kami meyakini dengan kinerja yang positif dan fundamental perusahaan yang baik, saham MUTU memberikan daya tarik untuk investor," ujar Sumarna.