Menara telekomunikasi alias BTS milik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), anak usaha BUMN Telkom / Mitratel.co.id
Korporasi

Raup Dana IPO Rp24,9 Triliun, Mitratel Mau Ekpansi ke Pasar Asia Tenggara dan Pasifik

  • Emiten telekomunikasi Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel akan berekspansi ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Rencana ini akan dilakukan perseroan usai penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang sudah di depan mata.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten telekomunikasi Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel akan berekspansi ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Rencana ini akan dilakukan perseroan usai penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang sudah di depan mata.

Mitratel sudah siap untuk melakukan ekspansi jangka panjang maupun jangka menengah untuk ekspansi ke Asia Tenggara maupun Asia Pasifik,” ujar Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko dalam paparan publik virtual, Selasa, 26 Oktober 2021.

Ia menyebut, aksi nyata ini akan memberikan layanan solusi infrastruktur dengan kualitas yang prima dan harga yang kompetitif dan tentunya untuk menciptakan nilai yang maksimal untuk seluruh stakeholder perseroan.

Anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ini akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 25,54 miliar saham atau setara 29,85% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp228 per lembar.

Adapun harga pelaksanaan yang ditawarkan kepada masyarakat berkisar Rp775 – Rp 975 per lembar. Dengan begitu, Mitratel berpotensi meraup dana mencapai Rp19,79 triliun – Rp24,90 triliun melalui aksi korporasi tersebut. 

Rencananya, 44% dana hasil emisi akan digunakan perseroan untuk belanja modal organik seperti mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi, serta penambahan menara.

Kemudian, untuk pembangunan menara baru dan penambahan site baru (termasuk biaya sewa lahan baru), serta ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara perseroan, seperti layanan digital dan fiber.

Sekitar 56% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal anorganik, di antaranya akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia, terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru.

“Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan perseroan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi perseroan dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi perseroan,” tulis manajemen, Selasa, 26 Oktober 2021.

Perseroan telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas beserta PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam gelaran IPO tersebut. Sedangkan, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Masa penawaran awal akan dilakukan pada 26 Oktober – 4 November 2021. Sedangkan, perkiraan masa penawaran umum pada 16 – 18 November 2021 dengan jadwal pencatatan efek di BEI pada 22 November 2021 mendatang.