Ilustrasi bisnis PT Hillcon Tbk (HILL).
Korporasi

Raup Dana IPO Rp552 Miliar, Emiten Tambang Milik Hersan Qiu (HILL) Perluas Bisnis Nikel

  • PT Hillcon Tbk (HILL) mengalokasikan 55% dana IPO untuk modal kerja berupa biaya produksi pertambangan

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Kontraktor pertambangan milik Hersan Qiu, yakni PT Hillcon Tbk (HILL), merealisasikan pengembangan bisnis nikel dengan memanfaatkan dana dari initial public offering (IPO) senilai Rp552,87 miliar.

HILL mengembangkan industri nikel melalui anak usahanya, PT Hillconjaya Sakti, dan realisasi tersebut sejalan dengan rencana perluasan bisnis yang dijabarkan dalam prospektus IPO.

Dalam hal ini, HILL mengalokasikan 55% dana IPO untuk modal kerja berupa biaya produksi pertambangan, termasuk biaya bahan bakar, biaya overhead, serta pemeliharaan alat berat.

Pengalokasikan tersebut selaras dengan rencana peningkatan produksi nikel yang dikelola oleh Hillconjaya Sakti yang realisasi pengembangan bisnisnya dilaksanakan melalui mekanisme pemberian pinjaman.

Dana tersebut akan digunakan Hillconjaya Sakti untuk memenuhi tiga permintaan pembeli baru dan masing-masing dari pelanggan diperkirakan akan menyerap sekitar 2 juta ton nikel.

Sementara itu, sekitar 45% dana IPO digunakan untuk belanja modal dalam rangka menggenjot produktivitas bisnis HILL selaku induk usaha.

HILL berencana menggunakan 45% dana IPO tersebut untuk pembelian alat berat penunjang kegiatan operasional, seperti main fleet, supporting fleet, maupun sarana penunjang lainnya.

"Kami optimis bahwa HILL dapat menjadi perusahaan jasa pertambangan nikel terdepan dan turut berkontribusi dalam pengembangan industri nikel di Indonesia," ujar Direktur Utama Hersan Qiu dikutip dari keterangan yang diterima TrenAsia, Selasa, 13 Juni 2023.

Setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme IPO, HILL menargetkan kinerja keuangan perseroan ke depannya akan tumbuh positif.

Total pendapatan operasional pada tahun 2023 ditargetkan sebesar Rp6 triliun atau meningkat 87,5% secara year-on-year (yoy) dari pendapatan 2022 sebesar Rp3,2 triliun.

Untuk laba bersih, HILL menargetkan pihaknya bisa membukukan angka Rp1 triliun di tahun 2023 dengan peningkatan sebesar 233% yoy dari Rp300 miliar pada tahun 2022.

Untuk diketahui, dalam aksi IPO-nya, HILL enerbitkan sebanyak 442,3 juta saham baru atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp.1.250 per saham.

Berdiri pada tahun 1995, Hillcon memulai usaha sebagai penyedia layanan konstruksi sipil. Kemudian melebarkan sayapnya ke bidang jasa pertambangan batu bara pada 2008 dan jasa pertambangan nikel pada 2013.

Dalam prospektus IPO, Hillcon memiliki dua pemegang saham sebelum IPO yakni PT Hillcon Equity Management (81%) dan PT Bukit Persada Indonesia (19%). Setelah IPO, kepemilikannya terdilusi menjadi 68,85% dan 16,15%, sedangkan 15% sisanya akan dimiliki masyarakat.

Hillcon Equity dikuasai oleh keluarga Hersan Qiu dan juga tercatat sebagai direktur utama dan pemilik manfaat terakhir HILL.

Hersan dan istrinya yang menjabat sebagai komisaris, Caecilia Sulistiawati, secara kumulatif menguasai 85% saham Hillcon Equity. Sedangkan Stanley Qiu, Steven Qiu dan WInston Qiu masing-masing memegang 5% saham di perusahaan pengendali HILL tersebut.

Sementara itu, Bukit Persada Indonesia dimiliki oleh keluarga Hermansyah menguasai 90% saham perusahaan.

Hersan merupakan WNI berusia 54 tahun yang memperoleh gelar magister manajemen dan sarjana teknik dari Universitas Trisakti.