Raup Pendapatan Rp2,65 Triliun, Laba Prodia (PRDA) Tahun 2021 Meroket 131 Persen
- PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mempertahankan profitabilitas pada 2021.
Korporasi
JAKARTA – Emiten klinik dan laboratorium PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas pada 2021. Pendapatan serta keuntungan perseroan kompak naik sepanjang tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban Prodia yang optimal berhasil mendongkrak laba usaha perseroan sebesar Rp756,62 miliar, atau meroket 150,7%. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha juga mendukung pencapaian laba bersih PRDA pada 2021 menjadi Rp621,62 miliar, terbang 131,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih. Pertumbuhan pendapatan bersih melonjak 41,6% menjadi Rp2,65 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun.
- Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Bali Senilai Rp24,6 Triliun Siap Dibangun Juni 2022
- Tak Hiraukan Peringatan dari Bappebti, Pialang Berjangka PT Rifan Financindo Berjangka Dibekukan
- Bursa Kripto Akan Diluncurkan Akhir Maret, Sudah Ada 17 Pedagang yang Terdaftar
Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 33,8% dan 31,4% kepada pendapatan perseroan. Kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 21,2% dan 13,6% terhadap keseluruhan pendapatan perseroan.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan 2021 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan, tak terkecuali bagi perseroan yang berada di sektor kesehatan.
“Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, mempertahankan performa profitabilitas dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan,” ujarnya melalui keterangan pers, Selasa, 15 Maret 2022.
Bagi dia, pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia. Ia mengaku terus beradaptasi terhadap dinamika situasi terkini dengan tetap fokus pada optimalisasi produktivitas, pengendalian biaya, pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan bagi pelanggan, dan menjaga pertumbuhan pendapatan serta laba.
Sepanjang tahun lalu, jumlah pemeriksaan mencapai 19,6 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,6 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 39,2% pada tahun 2021 menjadi 2,2 juta tes.
Pendapatan tes esoterik melesat 42,7% menjadi Rp999,2 miliar per 31 Desember 2021. Pendapatan tes rutin juga menanjak 40,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pelanggan turut terkerek 8,2% menjadi lebih dari 2,2 Juta pada 2021.
Total aset perseroan pada 2021 mencapai Rp2,72 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp1,77 triliun dan aset non lancar menjadi Rp949,50 miliar. Adapun total ekuitas naik menjadi sebesar Rp 2,25 triliun berbanding Rp1,79 triliun pada tahun 2020.
Sedangkan, total liabilitas tercatat sebesar Rp466,27 miliar yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek senilai Rp268,91 miliar dan total liabilitas jangka panjang sekitar Rp197,36 miliar.
Tak sampai di situ, perseroan mencatat pertumbuhan signifikan pada jumlah permintaan layanan home service mencapai 154,8%. Bahkan, pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile mengangkasa hingga 913,9% menjadi 138.504. Selain itu, jumlah pelanggan baru selama periode 2021 sekitar 1,3 juta orang.
Secara akumulatif, PRDA mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2021 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp777,26 miliar, atau meningkat dari Rp434,63 miliar pada tahun 2020.
Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 38,7% menjadi Rp2,60 triliun pada tahun 2021.
Per 31 Desember 2021, sisa dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) perseroan adalah Rp404,34 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan sebanyak Rp744,29 miliar.
Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2021, sebesar Rp511,72 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp145,24 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp87,33 miliar untuk modal kerja.