Bendera Merah Putih sepanjang 72 meter dikibarkan di Gunung Slamet pada 17 Agustus 2017.
Nasional

Rayakan Kemerdekaan di Gunung Slamet, Pendaki Wajib Patuh Aturan Standar

  • Suka cita rayakan Kemerdekaan Indonesia di Gunung Slamet, para pendaki dihimbau untuk membawa peralatan yang memadai dan mematuhi aturan yang berlaku.
Nasional
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Ratusan pendaki terpantau bakal merayakan Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia di puncak Gunung Slamet atau Atap Jateng, yang berada di ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kendati suka cita merayakan Kemerdekaan Indonesia di Gunung Slamet, para pendaki dihimbau untuk membawa peralatan yang memadai untuk antisipasi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga harus mematuhi larangan yang ada.  

Ketua Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Kabupaten Banyumas Saiful Amri mengatakan, sejak pagi tadi setidaknya lebih dari 200 pendaki telah kumpul di basecamp Desa Bambangan.

"Berdasarkan data sementara hingga siang ini sudah ada sekitar 350 pendaki yang berangkat ke puncak Gunung Slamet melalui jalur pendakian Bambangan sejak pagi tadi," kata Saiful Amri dikutip dari Antara Jateng, Rabu 16 Agustus 2023. 

Bahkan, jumlah pendaki yang akan memperingati HUT Ke-78 RI di Atap Jateng melalui jalur Bambangan diprediksi bakal terus bertambah. Pasalnya sejak pagi tadi hingga siang ini, jumlah pendaki terus berdatangan ke basecamp Bambangan.

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Saiful itu belum bisa memastikan secara detail jumlah pendaki yang akan merayakan Hari Kemederkaan di puncak Atap Jateng bakal melebihi tahun lalu atau tidak. 

"Para pendaki yang baru berdatangan ke pos pendakian belum melakukan registrasi, sehingga kami belum bisa mengetahui jumlah pastinya. Kalau tahun lalu ada sekitar 700 pendaki yang memperingati HUT RI di puncak Gunung Slamet," jelasnya.

Aturan Keselamatan

Lebih lanjut, Saiful mengatakan kondisi di puncak Gunung Slamet saat ini sangat kering. Oleh sebab itu, para pendaki disarankan untuk membawa air minum yang benar-benar mencukupi selama pendakian, lantaran ditakutkan mata air di Pos 5 telah mengering karena kemarau.  

Disisi lain, para pendaki juga dihimbau untuk tidak membuat perapian atau api unggun. Hal itu dikhawatirkan membakar vegetasi di Gunung Slamet yang mengering karena dilanda musim kemarau.

Saiful juga menghimbau kepada para pendaki unttuk membawa peralatan pendakian sesuai dengan standar operasional prosedur pendakian. Pasalnya ketika malam hari udara di Gunung Slamet sangat dingin hingga menusuk kulit.

Selain diharuskan membawa jaket yang sesuai standar, para pendaki juga dihimbau untuk membawa tenda double layer. Hal itu digunakan sebagai antisipasi tiupan angin di puncak Gunung Slamet yang juga cukup kencang.

Paling pokok, kata Saiful, pendaki yang hendak berpertualang di Gunung Slamet harus benar-benar dalam kondisi fit yang dibuktikan melalui surat keterangan sehat dari dokter. "Itu agar kita tahu bahwasanya kondisi pendaki saat mau melakukan pendakian," tegasnya.

Terakhir, ia juga mengingatkan kepada para pendaki untuk membawa turun sampah logistik dari Gunung Slamet. Jadi seluruh pendaki diwajibkan menukarkan sampahnya turun dengan identitas yang telah diserahkan kepada pihak petugas Pos Blambangan.