Petugas melakukan pengisian daya dengan fasilitas Electric Vehicle (EV) Charging Station di area loby Senayan Park. Sabtu 11 Juni 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Reaksi Fans K-Pop Usai Hyundai Batalkan Pembelian Alumunium dari ADMR

  • Dapat dibilang keputusan Hyundai untuk mundur dari inisiatif korporasi ini tidak terlepas oleh tekanan Kpop4Planet kumpulan penggemar K-pop.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Hyundai Motor Company mengumumkan penarikan diri dari kesepakatan (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Adaro Minerals Energy Tbk (ADMR) terkait pembelian aluminium untuk dari proyek smelter di Kalimantan Utara, Indonesia. 

Dapat dibilang keputusan Hyundai untuk mundur dari inisiatif korporasi ini tidak terlepas oleh tekanan Kpop4Planet kumpulan penggemar K-pop. Tahun lalu, lebih dari 11 ribu penggemar K-pop menandatangani petisi yang menyerukan Hyundai untuk menarik diri dari kesepakatan dengan ADMR.

“Setelah MoU berakhir pada akhir 2023, Hyundai dan ADMR telah sepakat untuk tidak memperbarui kesepakatan tersebut. Hyundai tetap berkomitmen pada pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk memastikan transparansi dalam proses manufaktur,” demikian pernyataan Hyundai kepada Kpop4Planet melalui surat elektronik dikutip TrenAsia pada Selasa, 4 April 2024.

Baca Juga: Kembangkan Industri Mobil Listrik, Hyundai Siapkan Investasi Rp808,6 Triliun

Selain meminta pembatalan perjanjian dengan ADMR, ribuan fans K-Pop itu juga meminta Hyundai untuk beralih ke pengadaan bahan baku kendaraan listrik yang bersumber dari pabrik yang menggunakan energi terbarukan, terutama dari sumber energi surya dan angin.

Campaigner Kpop4Planet Nurul Sarifah menilai pernyataan Hyundai ini dianggap sebagai sebuah kemenangan bagi ribuan penggemar K-pop yang turut serta dalam Kampanye "Hyundai, Drop Coal". 

Menurutnya, rencana Hyundai yang merupakan sebuah perusahaan mobil asal Korea Selatan, untuk mengakuisisi aluminium yang diproduksi melalui pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, dinilai sangat bertentangan dengan target-target iklim yang ada.

“Kami, bersama penggemar K-pop yang peduli terhadap iklim dan masa depan kita semua, akan terus mengawasi langkah Hyundai dalam pengadaan bahan baku untuk melihat apakah perusahaan tetap berada pada jalur yang benar sesuai dengan komitmen netral karbonnya, juga untuk meningkatkan transparansi di seluruh rantai pengadaannya,” ungkap Nurul.

Baca Juga: Pabrik di Renovasi, Penjualan Hyundai Turun 4,1 Persen

Sementara itu, Ketua Komunitas BTS ARMY Indonesia Amino, Shifra Lushka, menyampaikan apresiasi atas solidaritas para penggema dalam mendukung masyarakat Indonesia, terutama warga Kalimantan Utara, melalui dukungan mereka terhadap Kampanye "Hyundai, Drop Coal".

 “Kami berharap Hyundai akan melanjutkan kolaborasinya dengan BTS, mendorong kendaraan listrik yang benar-benar berkelanjutan yang tidak menggunakan bahan bakar fosil yang membahayakan bumi kita dalam produksinya. Hanya ada satu planet yang menjadi rumah kita, kepedulian kita pada bumi menjadi sangat penting,” tutur Shifra.

Menyitir laporan Market Forces, kelompok aktivis iklim yang fokus pada investor, PLTU Adaro diperkirakan menghasilkan hingga 5,2 juta ton setara CO2 setiap tahunnya. Padahal, smelter tersebut, bagian dari Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kalimantan Utara. 

Jika Hyundai melanjutkan rencana pembelian aluminium sebesar 50.000—100.000 ton per tahun dari smelter tersebut, emisi scope 3 Hyundai diperkirakan meningkat 3%—6%. Hyundai padahal telah menetapkan target untuk mencapai karbon netral pada 2045.