Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Nasional

Realisasi Investasi 2021 Lampui Target Jadi Rp901,02 Triliun, Serap 1,2 Juta Naker

  • Realisasi investasi pada tahun 2021 mencapai Rp901,02 triliun, atau mencapai 100,1% dari target Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp900 triliun.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Realisasi investasi pada tahun 2021 mencapai Rp901,02 triliun, atau mencapai 100,1% dari target Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp900 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi investasi tahun 2021 tumbuh 9% year on year (yoy) dan mampu menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 1.207.893 orang.

"Ini nggak gampang, kami harus membuat strategi di luar kelaziman," katanya dilihat di Youtube Kementerian Investasi-BKPM, Minggu, 6 Februari 2022.

Bahlil mengurai, realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp454 triliun (50,4%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp447 triliun (49,6%).

Komposisi realisasi investasi PMA yang lebih besar, kata dia, menjadi sentimen positif bagi iklim investasi untuk terus menyediakan karpet merah bagi investor asing. Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja didorong agar memberikan keluwesan dan kemudahan bagi investasi.

"Kalau tren ini mampu kita pertahankan sampai 2022, insyaallah pertumbuhan ekonomi akan lebih baik," tukasnya.

Secara geografis, realisasi investasi di Pulau Jawa mencapai Rp432,8 triliun (48%) atau tumbuh 5,9% yoy sedangkan di Luar Pulau Jawa mencapai Rp468,2 triliun (52%) atau tumbuh 12,2% yoy.

"Perbedaannya itu makin agak jauh. Ini sesuai arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) agar terjadi pemerataan," imbuh Bahlil.

Menurut sektor, realisasi investasi tertinggi berasal dari sektor industri logam, barang logam, bukan mesin, dan perlataannya yang mencapai Rp117,5 triliun.

Kemudian disusul realisasi di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp117,4 triliun; sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp107,4 triliun; sektor listrik, gas dan air mencapai Rp81,6 triliun; dan sektor pertambangan sebesar Rp81,2 triliun.

Sementara itu, realisasi investasi menurut daerah terbesar berasal dari Provinsi Jawa Barat sebesar Rp136,1 triliun (15,1%), kemudian DKI Jakarta sebesar Rp103,7 triliun (11,5%), Jawa Timur sebesar Rp79,5 triliun (8,8%), Banten sebesar Rp58 triliun (6,4%) dan Riau sebesar Rp53 triliun (5,9%).

Selanjutnya, menurut negara asal realisasi investasi terbesar berasal dari Singapura sebesar US$9,4 miliar (30,2%), kemudian diikuti Hongkong sebesar US$4,6 miliar 14,8%(, China sebesar US$3,2 miliar (10,2%), Amerika Serikat sebesar US$2,5 miliar (8,2%) dan Jepang sebesar US$2,3 miliar (7,3%).

"Singapura ini hub untuk beberapa negara untuk masuk ke Indonesia," tukas Bahlil.

Untuk diketahui bahwa realisasi investasi kuartal keempat tahun 2021 mencapai Rp241,6 triliun, tumbuh 12,5% yoy dan 11,5% quarter to quater (qtq) dan mampu menyerap 295.491 tenaga kerja.

Realisasi investasi ini terdiri dari PMDN sebesar Rp119,3 trilin dan PMA Rp122,3 triliun. Investasi di Pulau Jawa mencapai Rp114,1 triliun (12,6% 7) sedangkan Luar Jawa tembus Rp127,5 triliun (12,5% yoy).

"Sejak kuartal ketiga tahun 2020 sampai sekarang investasi luar Jawa itu lebih tinggi. Ini adalah dampak pembangunan infrastruktur pada periode pertama pemerintahan Jokowi dan JK (Jusuf Kalla)," ungkap Bahlil.

Dia mendorong agar investasi di masa depan harus memegang prinsip inklusif dan berkualitas agar lebih banyak menyerap tenaga kerja dan memberikan nilai tambah kesejahteraan masyarakat.

"Investasi yang lebih baik itu adalah investasi yang inklusif, investasi yang berkualitas dan salah satu rujukannya adalah bagaimana pemerataan investasi," ungkapnya.