<p>Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. / Twitter @bkpm</p>
BisnisAsia

Realisasi Investasi Kuartal IV-2020 Capai Rp214,7 Triliun, Luar Jawa Kontribusi 52,8 Persen

  • JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi pada kuartal IV-2020 sebesar Rp214,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 3,1% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2019 sebesar Rp208,3 triliun. Pada periode ini, penanaman modal dalam negeri (PMDN) menyumbang sebesar Rp103,6 triliun dan Rp111 triliun sisanya berasal dari penanaman modal asing (PMA). Kepala BKPM […]

BisnisAsia
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi pada kuartal IV-2020 sebesar Rp214,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 3,1% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2019 sebesar Rp208,3 triliun.

Pada periode ini, penanaman modal dalam negeri (PMDN) menyumbang sebesar Rp103,6 triliun dan Rp111 triliun sisanya berasal dari penanaman modal asing (PMA).

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pencapaian tersebut didukung oleh sentiment positif vaksinasi dan pengesahan UU Ciptaker.

“Kemunculan vaksinasi dan UU Ciptaker menumbuhkan kepercayaan diri pada investor,” ungkapnya dalam konferensi daring, Senin, 25 Januari 2021.

Kontribusi Luar Jawa

Sementara itu, berdasarkan pembagian wilayah, kali ini luar Jawa berkontribusi lebih besar dibandingkan dengan Jawa. Investasi di luar Jawa menyumbang 52,8% sebesar Rp113,4 triliun.

Hal ini menarik karena mengungguli penanaman investasi dari Jawa Rp101,3 triliun atau sebesar 47,2%.

Menurutnya, Bahlil, ini bisa terjadi atas dukungan dari sektor industri di Luar Jawa yang dianggapnya penting dalam menciptakan nilai tambah. Daerah utama seperti Sulawesi, Maluku Utara, dan Sumatera, kata dia, memiliki banyak produk industri yang dapat diekspor.

“Sebagai contoh di Sulawesi, produk ekspor stainlesstell sangat bagus,” ujarnya.

Adapun berdasarkan sektor, kontribusi paling tinggi disumbang oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 17% atau senilai Rp36,4 triliun. Kemudian disusul oleh listrik, gas dan air 13,5% senilai Rp29 triliun, serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 11,7% atau Rp25 triliun.

Selanjutnya tiga sektor terakhir, yakni perumahan, kawasan industri dan perkantoran menyumbang 10,3% senilai Rp22,1 triliun, konstruksi Rp19,8 trilun atau 9,2%, dan sektor lainnya Rp82,4 triliun.