<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Ditjen Pajak. / Dok. Ditjen Pajak</p>
Industri

Realisasi Pajak Semester I-2020 Jeblok, Apa Penyebabnya?

  • JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan melaporkan realisasi pajak semester I-2020 jeblok. Nilainya hanya Rp531,71 triliun atau 44,35% dari target dalam Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020. Apabila dibandingkan dengan target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), realisasi bahkan hanya 32,37%. Rendahnya realisasi pajak disebabkan oleh lesunya penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) oleh Wajib […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan melaporkan realisasi pajak semester I-2020 jeblok. Nilainya hanya Rp531,71 triliun atau 44,35% dari target dalam Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020.

Apabila dibandingkan dengan target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), realisasi bahkan hanya 32,37%.

Rendahnya realisasi pajak disebabkan oleh lesunya penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) oleh Wajib Pajak (WP) sepanjang paruh pertama 2020. Tercatat, jumlah WP yang sudal melaporkan SPT baru sebanyak 11,5 juta orang.

Padahal, DJP memiliki 19 juta WP yang terdaftar wajib SPT tahun ini. Dengan demikian, realisasinya baru 60,34%. Jika dibandingkan dengan kondisi normal, biasanya DJP sudah menerima SPT dari WP di level kisaran 80%-85% pada semester pertama.

Artinya, ada 15,2 juta sampai 16,1 juta SPT yang harusnya saat ini sudah berada di tangan DJP. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tertutup dengan Komisi XI DPR RI, pihak DJP mengaku rendahnya realisasi ini disebabkan oleh kendala teknis penyerahan SPT.

Dengan tidak berlangsungnya layanan tatap muka di Kantor Perwakilan Pajak (KPP) selama masa pandemi COVID-19, ada banyak WP yang memiliki keterbatasan sehingga tidak dapat ditangani secara langsung.

Dalam kesempatan yang sama, DJP juga menyampaikan realisasi anggaran sampai 4 September 2020 sebesar Rp4.008,34 miliar atau sebesar 60,33%.

Total realisasi terbagi atas belanja pegawai Rp2.116,85 miliar, belanja barang Rp1.598,33 miliar dan belanja modal Rp293,16 miliar. (SKO)