Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memimpin Rapat Komite Pengarah BPDPKS, di Jakarta, Selasa, 18 Januari 2022.
Nasional

Realisasi PEN 2022 Mencapai Rp 52,66 Triliun

  • Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 sudah mencapai 11,6% atau sebesar Rp 52,66 triliun.

Nasional

Desi Kurnia Damayanti

JAKARTA – Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 sudah mencapai 11,6% atau sebesar Rp 52,66 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dalam klaster penanganan Kesehatan mencapai Rp 2,5 triliun. Sedangkan dalam realisasi perlindungn masyarakat mencapai Rp 45 triliun atau 29% dari pagu anggaran khususnya untuk program kartu sembako, bantuan BLT desa, kartu prakerja, dan bantuan tunai PKLWN.

Setelah itu, realisasi penguatan pemulihan ekonomi mencapai Rp 5,07 triliun untuk program pariwisata, dan insentif perpajakan.

Sedangkan untuk bantuan pedagang kaki lima warung dan nelayan akan ditambah dari skema PKLWN. Tambahan ini berasal dari kemiskinan ekstrem yang semula terdiri dari 212 kabupaten kota ditambah menjadi 514 kabupaten kota untuk bantuan BLT minyak goreng dan untuk nelayan sebanyak 1,76 juta orang.

“Rinciannya TNI dan polri telah menyalurkan sebesar 60,9 persen dari target 840,282 orang. Polri telah menyalurkan sebanyak 38 persen atau 519.523 dan bisa harapkan dapat selesai menjelang Idulfitri.” kata Airlangga Hartarto dalam keterangan pers update penanganan Pandemi COVID-19, Senin, 18 April 2022.

Kemudian daripada itu, presiden Jokowi memberi catatan kepada Airlangga Hartarto terkait kegiatan halal bihalal nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan dan diimbau untuk tidak ada makan minum. 

“Jika ada makan minum harus sesuai dengan jarak dan tempat. Kemudian juga terkait dengan kegiatan tempat hiburan atau tempat keramaian harus dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan dan juga sesuai dengan kapasitas,” tambah Airlangga Hartarto.

Selain itu, terkait adanya libur panjang masyarakat diimbau untuk tidak berpergian ke luar negeri karena dibeberapa negara masih mengalami kenaikan kasus COVID-19 yang bisa berpotensi terjadinya penularan.