berita_20-01-13_08_44_10.jpeg
Nasional

Realisasi Program Rumah Murah FLPP Baru Capai 47,15 Persen

  • Pemerintah menargetkan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP sebanyak 220.000 unit pada tahun ini.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru merealisasikan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar 47,15% pada tahun ini. Realisasi tersebut setara dengan103.749 unit bangunan. 

Angka tersebut merupakan data realisasi FLPP hingga 7 Juli 2023, dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis 13 Juli 2023. Sebagai informasi, pemerintah menargetkan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP sebanyak 220.000 unit pada tahun ini. 

FLPP merupakan program perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). FLPP diharapkan mendorong peningkatan akses rumah layak huni dan terjangkau melalui bantuan pembiayaan perumahan. Program FLPP dikelola Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). 

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, menuturkan terdapat empat jenis target bantuan pembiayaan perumahan pada tahun 2023. 

Rinciannya meliputi KPR FLPP sebanyak 220.000 unit. Program lain yakni Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebanyak 754.004 unit, serta Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebanyak 220.000 unit. "Ada pula Tapera sebanyak 12.072 unit,” ujarnya. 

Hingga 7 Juli, realisasi FLPP baru mencapai 47,15% dengan total bangunan sebanyak 103.749 unit. Kemudian SBUM mencapai 42,59% atau 93.701unit serta Tapera sebanyak 21,73% atau 2.624 unit. Adapun Subsidi Selisih Bunga (SSB) telah mencapai sebesar Rp1,41 triliun.

Selain pembangunan perumahan melalui beberapa program, terdapat proyek lain yang dilakukan PUPR. Proyek tersebut merupakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Pada Januari-Juli 2023 ini telah terdapat beberapa progres terkait proyek KPBU di beberapa sektor.

Pada sektor sumber daya air terdapat lima proyek yang sedang pada tahap penyiapan. Proyek tersebut meliputi PLTM Temef, PLTM Jenelata, PLTM Karalloe, Bendungan Bodri, serta Bendungan dan PLTA di Papua. 

Rusun Kota

Progres pada sektor jalan raya yang dikerjakan melalui skema KPBU dalam periode ini meliputi Tol Tuban-Babat-Lamongan-Gresik, Jalan Tol Cilacap-Yogyakarta, Jalan Tol Demak-Tuban, serta Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR).  Bidang permukiman terdapat tujuh proyek yang sedang berproses. 

PUPR juga menyiapkan skema KPBU untuk pembangunan sektor perumahan yaitu Rusun Kota Surabaya-Tambak Wedi. Adapun progress proyek dengan skema KPBU yang sedang pada tahap transaksi meliputi beberapa sektor. Pada bidang permukiman terdapat dua proyek yang masih dalam tahap transaksi. 

Kemudian pada perumahan terdapat enam proyek yang juga masih pada tahap yang sama. Bidang infrastruktur sumber daya air meliputi proyek pembangunan Bendungan Merangin, PLTA Leuwikeris, PLTA 40 MW pada Bendungan Tiga Dihaji, Revitalisasi dan Modernisasi Irigasi Sistem Interkoneksi HLD WS Lombok, dan Optimalisasi dan Revitalisasi Daerah Irigasi Komering. 

Lebih lanjut terdapat proyek Jembatan Batam-Bintan dan Jalan Trans Papua Ruas Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim pada sektor jalan dan jembatan yang juga masih pada tahap transaksi.