Nampak pelanggan tengah melakukan pengisian BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU kawasan Rest Area Karang Tengah Tol Jakarta Tangerang. PT Pertamina hari ini 3 Januari 2023 pukul 14.00 menurunkan harga Pertamax,Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Energi

Realisasi Subsidi Energi Hingga April Turun, Sinyal 2025 Dipangkas?

  • Realisasi belanja untuk subsidi sudah menyentuh angka Rp51,8 triliun hingga April 2024. Realisasi subsidi ini turun 16,5% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan Rp42,2 triliun untuk realisasi subsidi energi yang meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG 3kg, dan listrik bersubsidi pada April 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, secara total realisasi belanja untuk subsidi sudah menyentuh angka Rp51,8 triliun hingga April 2024. Realisasi subsidi ini turun 16,5% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Realisasi turun 16,5%, ini tidak sedikit atau tidak turun terlalu tajam namun tetap akan dilihat dari perkembangannya baik dari sisi konsumsi, volume dan harga minyak,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Mei pada Senin, 27 Mei 2024.

Sri Mulyani merinci, realisasi subsidi energi terdiri dari subsidi  bahan bakar minyak (BBM) yang disalurkan sebanyak 4,3 juta kiloliter. Realisasi ini turun 2,6% dari periode sama tahun lalu yang tersalurkan 4,4 juta kiloliter.

Kemudian untuk subsidi LPG 3 kg direalisasikan sebanyak 2 juta metrik ton atau tumbuh 0,08% dari periode sama tahun lalu yang tersalurkan 1,99 juta metrik ton. Untuk subsidi listrik disalurkan kepada 40,3 juta pelanggan dan mengalami pertumbuhan 3% dari periode sama tahun lalu yang disalurkan kepada 39,2 juta pelanggan.

Subsidi 2025 Dipangkas?

Pemerintah diketahui berencana memangkas subsidi BBM pada tahun 2025. Rencana kebijakan ini terungkap dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2025.

Dalam dokumen tersebut pemerintah mendorong dilakukannya pengendalian kategori konsumen untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Pasalnya penyaluran BBM subsidi saat ini dinilai kurang tepat sasaran dan dinikmati oleh orang kaya.

Dalam laporan tersebut, keseluruhan simulasi reformasi subsidi dan kompensasi energi ini diproyeksikan akan menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp67,1 triliun per tahun.

Terkait besarnya efisiensi anggaran, Sri Mulyani mengatakan angka Rp67,1 triliun tersebut berdasarkan perhitungan dari APBN sebelumnya termasuk  asumsi kurs dan harga minyak.

Menteri Keuangan menyebut rencana ini belum akan ditetapkan dalam waktu dekat. Pasalnya Sri Mulyani mengaku postur APBN sangat besar sehingga perlu pandangan fraksi-fraksi lain dan mempertajam posturnya sebelum di tahun 2025.

"Dari situ nanti kita kalibrasi lagi, nanti kan ada laporan semester, lalu kombinasi antara laporan semester dan pembahasan DPR, kita akan dapat paling tidak kira-kira yang terbaik untuk 2025 seperti apa," katanya

Subsidi Energi

2024 - 2023
Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi BBM sendiri masuk dalam subsidi energi yang juga meliputi listrik hingga LPG 3 Kg. Untuk tahun 2024, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut kementeriannya menargetkan alokasi subsidi energi seniilai Rp186,9 triliun.

Anggaran subsidi tersebut dialokasikan untuk subsidi BBM dan LPG senilai Rp113,3 triliun dan subsidi listrik senilai Rp73,6 triliun. Anggaran ini diketahui meningkat dari tahun 2023.

Di mana subsidi energi 2023 telah direalisasikan senilai Rp159,6 triliun. Realisasi tersebut mencakup subsidi BBM dan LPG senilai Rp96,9 triliun dan subsidi listrik Rp64 triliun.

2022
Lalu pada 2022, berdasarkan data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatat realisasi subsidi energi pada 2022 mencapai Rp157,6 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp211,1 triliun.

Jika dirinci, Rp157,6 triliun, terdiri dari subsidi BBM & LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.