Menteri Keuangan Sri Mulyani (YouTube Kemenkeu)
Energi

Realisasi Subsidi Energi Membengkak Jadi Rp269,6 Triliun Sepanjang 2023

  • Subsidi BBM yang disalurkan pada tahun lalu mencapai 16,5 juta kilo liter, sementara LPG 3 Kg mencapai 7,7 juta metrik ton.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan adanya kenaikan belanja subsidi baik untuk energi hingga non energi yang mencapai Rp269,6 triliun hingga akhir 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai tersebut naik 6,85% dibandingkan tahun lalu yang berada di angka Rp252,8 triliun.

"Dari sisi jumlah belanja subsidi Rp269,6 triliun, naik sedikit dari tahun lalu 2022. Ini subsidi bukan kompensasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA dilansir Rabu, 3 Januari 2024.

Lebih jauh Menteri Keuangan ini menyebut, peningkatan terjadi karena adanya kenaikan subsidi non-energi, yakni subsidi pupuk dan bunga KUR. Berdasarkan paparannya untuk subsidi pupuk mencapai Rp42,1 triliun atau tumbuh 41,3% dan subsidi bunga KUR sebesar Rp46,9 triliun atau tumbuh 60,8% pada 2023.

Jika melihat dari sisi subsidi energi, Kemenkeu mencatatkan realisasi belanja subsidi BBM dan LPG 3 Kg mencapai Rp95,6 triliun atau turun sebesar 17,3%. Sementara itu, subsidi listrik sepanjang 2023 mencapai Rp68,7% atau bertumbuh sebanyak 22,2%.

Hal ini disebabkan adanya sejumlah kebijakan yang berkaitan dengan BBM dan LPG. Untuk LPG, transformasi distribusi yang lebih tepat sasaran per 1 Maret 2023 memberikan kontribusi besar. Kemudian, registrasi konsumen melalui MyPertamina dan pembatasan pembelian BBM bersubsidi juga memberikan dampak.

Subsidi BBM yang disalurkan pada tahun lalu mencapai 16,5 juta kilo liter, sementara LPG 3 Kg mencapai 7,7 juta metrik ton. Kemudian, listrik disalurkan untuk 40 juta rumah tangga, subsidi pupuk sebanyak 6,1 juta ton dan subsidi bunga KUR diberikan kepada 4,6 juta kreditur.