Presiden Joko Widodo menghadiri KTT BRICS di Johannesburg Afrika Selatan belum lama ini.
Nasional

Rebut Perhatian Negara Afrika Lewat IAF, Pemerintah Targetkan Kesepakatan Bisnis Rp54 T

  • Diketahui pada tahun 2012, forum IAF pertama membuahkan kesepakatan bisnis dengan nilai mencapai sekitar Rp8,8 triliun.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

BALI - Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Forum Indonesia-Afrika Ke-2 yang berlangsung di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, pagi hari ini Senin, 2 September 2024. . Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai negara di Afrika.

Mengusung tema "Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063", Indonesia ingin menjadikan semangat Konferensi Asia Afrika 1955 sebagai landasan untuk memperkuat dan melanjutkan pembangunan kerja sama dengan negara-negara Afrika.

"Bandung Spirit di sini adalah tekad kita untuk mempererat solidaritas negara-negara Asia dan Afrika melalui penguatan kolaborasi ekonomi," terang Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, saat konferensi pers dengan media, di Bali, dikutip Senin, 2 September 2024. 

Lebih dari 1.400 peserta dari berbagai kalangan turut hadir dalam forum ini, termasuk perwakilan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan konsul kehormatan Indonesia di negara-negara Afrika.

"Indonesia tetap berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dan solidaritas dengan negara-negara di kawasan Afrika, dan ini akan terus dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya," tegas Jokowi dalam sambutannya, di Bali.

Target Indonesia

Pemerintah Indonesia menginisiasi pertemuan ini memperkokoh kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara di Afrika. 

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih erat dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur.

Menurut Jokowi Indonesia dan negara-negara Afrika memiliki potensi yang besar untuk saling mendukung dan tumbuh bersama. Forum ini bisa membuka kesempatan untuk memperkuat hubungan yang saling menguntungkan dan memperluas kerja sama di berbagai sektor.

"Tujuan utamanya adalah bagaimana kita untuk melihat kembali bagaimana kebijakan luar negeri, hubungan internasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, juga melihat semua potensi dan kesempatan yang ada di benua Afrika," papar Kadir

Forum IAF kali ini akan memprioritaskan beberapa bentuk kerja sama, termasuk di bidang transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

Acara ini diharapkan menghasilkan kesepakatan bisnis yang signifikan, dengan perkiraan nilai transaksi mencapai setidaknya Rp54,3 triliun dari berbagai sektor, seperti energi, infrastruktur, manufaktur, dan perdagangan.

"Dari sisi nilai, forum ini kita perkirakan akan menghasilkan kesepakatan bisnis paling tidak sebesar US$3,5 miliar atau sekitar Rp54,3 triliun," ujar Kadir.

Diketahui pada tahun 2012, forum IAF pertama membuahkan kesepakatan bisnis dengan nilai mencapai sekitar Rp8,8 triliun.

"Maka capaian kerja sama yang kita peroleh di forum yang kedua pada tahun ini cukup signifikan yaitu naik lebih dari 600 persen. Menurut saya ini sesuatu yang cukup kita banggakan," tambah Kadir.

Forum Indonesia-Afrika ini menjadi momentum penting bagi kedua belah pihak untuk memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi, serta membuka peluang-peluang baru yang bermanfaat bagi pertumbuhan bersama di masa depan.