Zimbabwe perkenalkan koin emas untuk menghadapi inflasi.
Dunia

Redam Lonjakan Inflasi, Bank Sentral Zimbabwe Rilis Koin Emas

  • Bank sentral Zimbabwe meluncurkan koin emas dalam upaya menghadapi inflasi yang terus meningkat akibat harga mata uang yang anjlok.

Dunia

Fadel Surur

HARARE - Bank sentral Zimbabwe meluncurkan koin emas dalam upaya menghadapi inflasi yang terus meningkat akibat harga mata uang yang anjlok. 

Suku bunga utama bank sentral meningkat lebih dari dua kali lipat bulan ini menjadi 200% setelah tingkat inflasi tahunan naik di atas 190%.

Setiap koin akan dibanderol dengan harga yang menyesuaikan harga internasional per ons emas ditambah biaya 5% untuk biaya produksi, seperti dikutip dari BBC.

Pada hari Jumat, 22 Juli lalu, harga emas per ons dihargai US$1.724 atau setara Rp25,7 juta (asumsi kurs Rp14.956,50 per dolar AS). 

Koin ini akan bisa digunakan di toko-toko apabila mereka memiliki cukup uang kembalian, menurut gubernur Bank Cadangan Zimbabwe, John Mangudya. 

Koin itu diberi nama “Mosi-oa-Tunya” yang berarti “Asap yang bergemuruh” dan mengacu pada Air Terjun Victoria di perbatasan Zimbabwe-Zambia.  

Sepanjang tahun ini, nilai dolar Zimbabwe merosot terhadap mata uang utama. 

Negara yang terletak di bagian selatan Afrika masih dibayangi kekacauan ekonomi di bawah mendiang Robert Mugabe, yang memerintah selama hampir empat dekade.

Hiperinflasi memaksa Zimbabwe meninggalkan dolar Zimbabwe pada 2009 lalu, dan sebaliknya memilih untuk menggunakan mata uang asing, terutama dolar AS.

Selama krisis terburuk, pemerintah berhenti menerbitkan angka inflasi resmi, tetapi perkiraan menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada 89,7 sextillion persen tahun ke tahun pada pertengahan November 2008.

Pada saat itu, uang kertas seratus miliar dolar Zimbabwe dipandang sebagai lambang keruntuhan ekonomi negara.

Mata uang lokal sempat kembali satu dekade kemudian tetapi dengan cepat kehilangan nilainya lagi.