Nasional

Referendum 4 Wilayah Ukraina Dimulai, Begini Teknisnya

  • Sebanyak empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia Jumat 23 September 2022 mulai mengadakan referendum. Langkah  yang disebut sebagai strategi Rusia untuk mencaplok sekitar 15 persen wilayah Ukraina.
Nasional
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

KYIV- Sebanyak empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia Jumat 23 September 2022 mulai mengadakan referendum. Langkah  yang disebut sebagai strategi Rusia untuk mencaplok sekitar 15 persen wilayah Ukraina.

Pemungutan suara dilakukan di Luhansk dan Donetsk. Dua daerah yang  memproklamirkan diri sebagai  republik merdeka  sejak 2014. Selain itu  Kherson dan Zaporizhia selatan juga melakukan referendum yang akan berlangsung hingga 27 September 2022.

Kantor Berrita Rusia TASS melaporkan proses pemungutan suara di empat wilayah tersebut tidak akan dilakukan secara biasa. Mengingat tenggat waktu yang singkat dan kurangnya peralatan teknis, diputuskan untuk tidak mengadakan pemungutan suara elektronik dan menggunakan kertas suara.

Pihak berwenang akan pergi dari pintu ke pintu selama empat hari pertama untuk mengumpulkan suara. Dan  tempat pemungutan suara hanya akan dibuka pada hari terakhir bagi warga untuk memberikan suara mereka.

Para pemimpin empat wilayah yang ditempatkan Rusia tiba-tiba mengumumkan rencana tersebut pada hari Selasa 20 September 2022. Pengumuman dikeluarkan setelah serangan balasan Ukraina merebut kembali petak-petak wilayah di timur laut Kharkiv yang telah diduduki Rusia setelah menginvasi negara itu pada 24 Februari.

Referendum serupa  diadakan di Krimea setelah invasi Rusia tahun 2014. Saat itu hasil pemungutan suara menghasilan 97 persen mendukung aneksasi  formal. Hasil pemungutan suara yang berlangsung di bawah pengawasan ketat tentara Rusia itu tidak diakui oleh komunitas internasional.

Pejabat di Zaporizhzhia yang didukung Rusia kepada Kantor Berita TASS mengatakan tidak akan ada pengamat independen. Dan  tempat pemungutan suara  akan dijaga ketat.

Di wilayah Donetsk dan Luhansk  penduduk harus menjawab jika mereka mendukung  bergabung dengan  Rusia.  Sedangkan di Kherson dan Zaproihzhia surat suara akan beriisi pertanyaan  “Apakah Anda mendukung pemisahan diri dari Ukraina, pembentukan negara merdeka  dan bergabung dengan Federasi Rusia sebagai subjek Federasi Rusia?”

Pemungutan suara dipandang sebagai eskalasi signifikan dari perang tujuh bulan di Ukraina.  Hal ini karena penggabungan akan memungkinkan Moskow untuk mengklaim bahwa mereka mempertahankan wilayahnya sendiri.

Gubernur regional Luhansk Serhiy Haidai  mengatakan jika semua dinyatakan sebagai wilayah Rusia, mereka dapat menyatakan bahwa ini adalah serangan langsung ke Rusia sehingga mereka dapat bertarung tanpa syarat apapun.

Referendum telah dikutuk oleh PBB dan para pemimpin dunia serta badan-badan internasional seperti NATO, Uni Eropa dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).

OSCE yang memantau pemilihan mengatakan hasilnya tidak akan memiliki kekuatan hukum karena tidak sesuai dengan hukum Ukraina atau standar internasional. Pemungutan juga dilakukan saat pertempuran terus berlanjut di daerah tempat pemungutan suara berlangsung.

Ukraina jelas menolak referendum tersebut dan  mengatakan langkah ini menunjukkan  tanda kelemahan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan keputusan apa pun yang mungkin diambil oleh pemimpin Rusia tidak mengubah apa pun untuk Ukraina. Ukraina akan tetap fokus pada upaya untuk merebut wilayahnya yang dikuasai Rusia.

Rusia saat ini menguasai sebagian besar Luhansk dan Kherson,  sekitar 80 persen Zaporizhzhia dan 60 persen Donetsk. Sehari setelah referendum diumumkan, Putin memerintahkan mobilisasi pasukan cadangan untuk memperkuat pasukan Rusia di Ukraina. Dia juga  menyatakan  siap menggunakan senjata nuklir untuk menangkis setiap serangan di wilayah Rusia.