Referendum Swiss Jadi Angin Segar bagi Perdagangan Indonesia
JAKARTA – Referendum Swiss dinilai memberi angin segar bagi implementasi Indonesia–European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia–EFTA CEPA atau IE–CEPA). Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi optimistis, hubungan dagang antara Indonesia dengan Swiss akan meningkat dengan adanya IE-CEPA. Ia mengungkapkan, referendum ini memuat rencana kerja sama di bidang keberkelanjutan (sustainability). Melalui Indonesia–Swiss Economic Cooperation […]
Industri
JAKARTA – Referendum Swiss dinilai memberi angin segar bagi implementasi Indonesia–European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia–EFTA CEPA atau IE–CEPA).
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi optimistis, hubungan dagang antara Indonesia dengan Swiss akan meningkat dengan adanya IE-CEPA.
Ia mengungkapkan, referendum ini memuat rencana kerja sama di bidang keberkelanjutan (sustainability). Melalui Indonesia–Swiss Economic Cooperation and Development Programme, fokus kegiatan telah dituangkan hingga 2024.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Indonesia siap bekerja sama dalam peningkatan perdagangan dan investasi di bawah payung IE– CEPA,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 9 Maret 2021. Terutama untuk produk minyak sawit dan turunannya, Lutfi meyakini kerja sama ini saling menguntungkan.
Di sisi lain, hasil referendum ini merupakan afirmasi Indonesia dan negara-negara EFTA (Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein) untuk mengedepankan isu keberkelanjutan. Dengan diratifikasinya IE–CEPA oleh Swiss, Indonesia pun akan mempercepat proses ratifikasinya pula di DPR.
“Indonesia dan negara-negara EFTA berkomitmen meningkatkan perdagangan demi pemulihan ekonomi, termasuk peningkatan investasi dan mendukung industrialisasi di Indonesia,” tambah Lutfi.
Perjanjian IE–CEPA sendiri telah ditandatangani pada 16 Desember 2018 di Jakarta. Diketahui, ekspor nonmigas pada 2020 dari Indonesia ke EFTA mencapai US$ 2,45 miliar. Sementara untuk impor dari EFTA tercatat sebesar US$ 830 juta.
Nilai tersebut, kata Lutfi, menyumbang surplus bagi neraca perdagangan nonmigas Indonesia sebesar US$1,62 miliar. Masih dari sisi nonmigas, sebesar 97,77% ekspor Indonesia ke EFTA juga diserap oleh Swiss. Sebaliknya, impor Indonesia dari EFTA yang dipasok oleh dari Swiss sebesar 81,33%,
Referendum ini pun disebut sebagai kepastian perdagangan antara Indonesia dengan Swiss sebagai hubungan mitra dagang dan ekonomi. Dengan demikian, perdagangan kedua negara diharapkan semakin meningkat lagi.