Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pidato di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Nasional

Refleksi 10 Tahun Jokowi, Berikut Sederet Infrastruktur yang Dibangun

  • Hingga 2024, telah terbangun 366.000 km jalan desa, 2.700 km jalan tol, dan 6.000 km jalan nasional. Selain itu, 50 pelabuhan, 43 bandara, dan 53 bendungan turut menjadi bagian dari pencapaian besar ini.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Sepuluh tahun memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo telah menorehkan jejak kuat dalam bidang pembangunan infrastruktur. Meskipun Soeharto dikenal dengan julukan “Bapak Pembangunan”, pemerintahan Jokowi tampaknya mulai menyaingi pencapaian tersebut dengan deretan proyek ambisius yang tersebar di seluruh pelosok negeri. 

Bukan hanya bangunan fisik yang megah, Jokowi ingin agar setiap infrastruktur yang dibangun dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Sejak awal masa kepemimpinannya pada tahun 2014, Jokowi menetapkan infrastruktur sebagai salah satu prioritas utama. Proyek infrastruktur yang ia luncurkan bertujuan untuk memperkuat konektivitas, layanan dasar, sektor pangan, energi, hingga mendukung perkembangan industri. 

Mulai dari jalan tol yang membentang ribuan kilometer, pelabuhan, bandara, hingga jaringan irigasi yang memadai, pembangunan infrastruktur ini menjadi simbol percepatan pembangunan Indonesia di era modern.

Peningkatan Daya Saing dan Konektivitas

Jokowi sering menekankan bahwa pembangunan infrastruktur bukan semata-mata soal estetika atau kebanggaan nasional, melainkan alat untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. 

Hal ini tercermin dari lompatan peringkat Indonesia di World Competitiveness Ranking, yang naik dari posisi 34 ke 27. Bagi Jokowi, infrastruktur adalah kunci untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, memperlancar logistik, dan pada akhirnya memperkuat perekonomian nasional.

Sejalan dengan visi ini, pemerintahannya telah membangun infrastruktur transportasi yang menyambungkan daerah tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP). 

Infrastruktur yang dibangun juga mendukung destinasi pariwisata super prioritas, kawasan industri, dan kawasan ekonomi khusus. Pembangunan di daerah-daerah 3TP ini mencerminkan prinsip “Indonesia Sentris” yang menjadi fondasi pembangunan era Jokowi.

Capaian Besar di Sektor Transportasi

Capaian infrastruktur transportasi di era Jokowi mencakup berbagai sektor. Di darat, pengembangan pelabuhan penyeberangan dan angkutan umum terus dilakukan, termasuk implementasi program angkutan umum massal di kota-kota besar. 

Di laut, pembangunan pelabuhan nonkomersil, kapal perintis, dan subsidi tol laut telah menciptakan rute-rute pelayaran baru yang menghubungkan wilayah terpencil.

Sektor udara juga mencatat pencapaian signifikan, termasuk pembangunan bandara baru dan penyelenggaraan jembatan udara untuk menjangkau daerah yang sulit diakses. 

Tak ketinggalan, sektor kereta api berkembang pesat dengan pembangunan jalur kereta api nasional, proyek MRT, LRT, kereta cepat Whoosh, serta kereta api perintis yang memperluas akses transportasi di berbagai daerah.

Apa Saja yang Dibangun?

Hingga 2024, telah terbangun 366.000 km jalan desa, 2.700 km jalan tol, dan 6.000 km jalan nasional. Selain itu, 50 pelabuhan, 43 bandara, dan 53 bendungan turut menjadi bagian dari pencapaian besar ini. 

Proyek irigasi pun menjadi fokus rehabilitasi, total ada 4,6 juta hektar jaringan irigasi dan pembangunan 1.371 embung serta 2.154 km pengendali banjir.

Jalan tol menjadi salah satu ikon pembangunan di era Jokowi. Selama sepuluh tahun, sebanyak 2.432 km jalan tol telah selesai dibangun, termasuk Tol Trans Sumatera, yang kini menjadi penghubung vital untuk mobilitas barang dan orang di pulau tersebut. Flyover, underpass, dan jalan baru sepanjang 27.673 meter juga berhasil diselesaikan.

Selain infrastruktur transportasi, Jokowi juga memberikan perhatian besar pada akses air minum dan sanitasi. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun mampu menyediakan akses air minum layak bagi 93% penduduk, sementara itu sistem sanitasi menjangkau 82% populasi. Proyek pengendalian kawasan permukiman juga berhasil mencakup 94.321 hektar.

Tak hanya itu, pembangunan sarana publik seperti Pos Lintas Batas Negara (PLBN) juga menjadi prioritas. Hingga 2024, 15 PLBN telah dibangun dan 5.939 unit sarana pendidikan, olahraga, serta pasar direnovasi atau didirikan.