Bahlil Lahadalia
Nasional

Refleksi Investasi di Akhir Periode Jokowi, Seberapa Canggih Bahlil Tarik Investasi?

  • "Saya diwariskan proyek Rp708 triliun dengan status mangkrak, dan alhamdullilah tidak lebih dari tiga tahun investasi mangkrak berhasil dieksekusi jadi Rp558 triliun,"

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Hingga bulan Agustus 2024, menjelang akhir masa pemerintahan Jokowi terdapat 20 persen proyek investasi yang direncanakan mengalami kemacetan. Kementerian Investasi,  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengungkap total nilai proyek-proyek ini pada mulanya mencapai Rp708 triliun, artinya terdapat sisa proyek mangkrak sekitar Rp141,6 triliun.

Diketahui Rp708 triliun tersebut telah mangkrak sebelum Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menjabat. "Saya diwariskan proyek Rp708 triliun dengan status mangkrak, dan alhamdullilah tidak lebih dari tiga tahun investasi mangkrak berhasil dieksekusi jadi Rp558 triliun," klaim Bahlil

Wakil Menteri Investasi/BKPM, Yuliot Tanjung mengklaim faktor-faktor internal di dalam perusahaan serta kondisi bisnis yang tidak memungkinkan menjadi penyebab macetnya beragam investasi ini. 

"Yang 20 Persen adalah permasalahan perusahaan, ada juga kondisi bisnis yang dinilai tidak memungkinkan," terang Yuliot, 30 Juli yang lalu.

Menurut Yuliot pemerintah telah memutuskan untuk tidak lagi mengejar investasi yang tidak terealisasi dan akan berfokus mencari investasi baru di masa depan.

"Untuk yang mangkrak kita anggap selesai saja, kita lihat ke depan apa yang bisa kita lakukan untuk investasi," tambah Yuliot

Bahlil menambahkan dari total Rp708 triliun proyek mangkrak yang diwariskan, pemerintahan Jokowi berhasil mengeksekusi sebesar Rp558 triliun dalam tiga tahun terakhir. 

Bahlil mencontohkan proyek investasi Lotte Chemical di Cilegon, yang kini telah mencapai 80 persen pengerjaan setelah mengalami kemacetan selama 4-5 tahun.

Bahlil menekankan pemerintahan Jokowi akan mengalihkan fokus untuk menarik investasi baru yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja baru diakhir masa pemerintahan.

Seberapa Canggih Bahlil Tarik Investasi?

Bahlil melaporkan realisasi investasi pada kuartal II-2024 mencapai Rp428,4 triliun, jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 6,7 persen secara kuartalan dan 22,5 persen secara tahunan (year on year/YoY). 

 Bahlil mengungkapkan penanaman modal asing (PMA) mendominasi dengan total nilai Rp217,3 triliun atau 50,7 persen, meningkat 16,6 persen YoY. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp211,1 triliun atau 49,3 persen, naik 29,1 persen YoY.

Investasi di sektor hilirisasi tercatat sebesar Rp105,6 triliun atau 24,6 persen dari total investasi. Investasi di luar Jawa mencapai Rp215,2 triliun atau sekitar 50,2 persen, sedangkan di Jawa sebesar Rp213,2 triliun atau sekitar 49,8 persen. 

Sektor industri logam dasar memimpin dengan capaian investasi Rp74 triliun, diikuti oleh sektor pertambangan Rp45,6 triliun, transportasi dan telekomunikasi Rp41,3 triliun, perumahan Rp33,5 triliun, dan jasa lainnya Rp30,6 triliun.

Lima provinsi dengan realisasi investasi terbesar adalah Jawa Barat (Rp63,7 triliun), DKI Jakarta (Rp62 triliun), Jawa Timur (Rp35,6 triliun), Banten (Rp33 triliun), dan Sulawesi Tengah (Rp32,8 triliun). 

Negara-negara dengan investasi terbesar di Indonesia adalah Singapura US$4,6 miliar atau sekitar Rp74,4 triliun, China US$2 miliar atau sekitar Rp32,3  triliun, Hong Kong US$1,9 miliar atau sekitar Rp30,7 triliun, Korea Selatan US$1,3 miliar atau sekitar Rp21 triliun, dan Amerika Serikat US$900 juta atau sekitar Rp14,5  triliun.