Logo MIND ID
Energi

Rekam Jejak 'Raja Akuisisi' Bos MIND ID: dari Holchim hingga Vale

  • Holding BUMN pertambangan PT Mineral Industri Indonesia Persero atau MIND ID, telah resmi mengempit 34 persen saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Divestasi ini diharapkan dapat mempercepat hilirisasi sektor tambang di Indonesia.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Holding BUMN pertambangan PT Mineral Industri Indonesia Persero atau MIND ID, telah resmi mengempit 34% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Divestasi ini diharapkan dapat mempercepat hilirisasi sektor tambang di Indonesia.

Di balik divestasi tersebut, ada sosok Direktur Utama MIND ID yaitu Hendi Prio Santoso. Sebelum mengeksekusi divestasi Vale, Hendi tercatat berperan dalam ragam aksi akuisisi lainnya. Bagaimana sepak terjang Hendi sebelumnya?

Sebelum menjadi bos MIND ID, Hendi sempat mengemban beberapa jabatan penting di perusahaan plat merah pemerintah. Ia pernah menjabat sebagai direktur keuangan  PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada 2007-2008 sebelum akhirnya ditunjuk sebagai direktur utama pada 2017.

Pada September 2017 dalam  RUPSLB PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengangkat Hendi Prio Santoso sebagai Direktur Utama, menggantikan Rizkan Chandra yang tutup usia pada 15 Juli 2017.

Berikut adalah rekam jejak akuisisi yang dilakukan oleh Hendi Prio Santoso:

Baca Juga: Di Balik Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO), Ini Profil Hendi Prio Santoso

Akuisisi Holcim

Saat masih menjabat sebagai Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso mengambil langkah berani dengan mengakuisisi 80,6% saham Lafarge Holcim di PT Holcim Indonesia (SMCB) dengan nilai US$917 juta atau Rp13,47 triliun (kurs Rp14.735 per dolar) pada 2018.

Aksi Hendi ini dikatakan bahwa, Holcim Indonesia adalah perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia dengan 4 pabrik berkapasitas total 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix.

Setelah mengakuisisi Holcim, Semen Indonesia optimistis dapat memperluas jaringan di pasar dalam negeri, melakukan diversifikasi jenis produk, serta meningkatkan efisiensi biaya distribusi dan bahan baku sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix.

Ia yakin, industri semen di Indonesia juga masih memiliki tingkat pertumbuhan yang menjanjikan, didukung program investasi pemerintah dan swasta seperti Program Satu Juta Rumah, infrastruktur, dan berbagai proyek properti.

Minta IUPK Freeport Diperpanjang Lagi

Hendi Prio Santoso juga menjadi orang di balik adanya keberlanjutan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). 

Hendi menyampaikan, bahwa sesuai dengan life of mine Freeport Indonesia dan untuk menjaga rate dari progres penambangan konsentrat tembaga di tambang Freeport Indonesia, pihaknya berharap ada kepastian keberlanjutan IUPK setelah 2041.

Padahal saat itu, Kontrak Karya (KK) Freeport Indonesia baru saja berubah menjadi IUPK pada tahun 2021. Setelah Freeport Indonesia berubah status menjadi IUPK, pemerintah Indonesia resmi menjadi pemegang kendali saham sebesar 51%.

Dengan terbitnya IUPK, maka Freeport Indonesia sudah mendapatkan kepastian hukum dan kepastian berusaha dengan mengantongi perpanjangan masa operasi 2 x 10 tahun hingga 2041 serta mendapatkan jaminan fiskal dan regulasi.

Hendi yakin, jika kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI) diperpanjang setelah 2041, maka akan ada optimalisasi eksplorasi sumber daya mineral di Grasberg, Papua, lokasi penambang PTFI.

Dia mengatakan, jumlah cadangan bijih di perut bumi Cenderawasih itu mencapai 1,7 miliar ton hingga 2041. Namun, ada potensi cadangan bijih sebesar 2,9 miliar ton, jika proses penambangan masih dilakukan setelah 2041 atau sesuai umur tambang.

Baca Juga: Bayang-bayang Utang MIND ID di Balik Divestasi Vale Indonesia

Divestasi Vale Indonesia ke MIND ID

Langkah akuisisi terbaru yang dilakukan Hendi ialah menguasai mayoritas saham Vale Indonesia. INCO akhirnya setuju mendivestasikan sahamnya sebesar 14% dengan harga Rp3.050 per lembar saham.

Keputusan ini dicapai usai Vale Indonesia, melakukan penandatanganan perjanjian kesepakatan kepada BUMN holding pertambangan atau MIND.ID pada Senin, 26 Februari 2024.

MIND ID menggelontorkan sekitar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,69 triliun (asumsi kurs Rp 15.656 per dolar AS). Adapun pembayaran akan dimulai pada bulan Juni.

Ke depannya MIND.ID akan menggenggam 34% saham Vale Indonesia selaku holding BUMN pertambangan. Maka divestasi pro rata oleh VCL dan SMM atas 14% (total) saham PT Vale kepada MIND ID mewakili 1.391.087.420 lembar saham.

Profil Hendi Prio Santoso

Hendi Prio Santoso merupaka lulusan Bachelor of Economic di University of Texas pada tahun 1988 dan meraih Master Degree of Business Administration (BBA) dan Finance & Economics di University of Houston Amerika Serikat pada tahun 1990.

Selama berkarir, ia pernah menjabat sebagai Direktur Invesment Banking JP Morgan Securities Indonesia pada 2004-2007, kemudian masuk ke perusahaan plat merah sebagai Direktur Keuangan pda 2007-2008 sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada 2017.

Karir Hendi nampak mulus, pada September 2017 dalam  RUPSLB PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengangkat Hendi Prio Santoso sebagai Direktur Utama, menggantikan Rizkan Chandra yang tutup usia pada 15 Juli 2017.

Sebelum ditunjuk sebagai Dirut MIND ID pada 2021, Hendi pernah memegang jabatan sebagai Wakil Presiden Komisaris Vale. Pengangkatan tersebut efektif sejak penutupan RUPSLB sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024.

Namun Hendi Prio Santoso, mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Komisaris emiten tambang logam PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). Dalam keterangan resmi Vale Indonesia, disebutkan perseroan telah menerima surat pengunduran diri yang disampaikan oleh Hendi Prio Santoso dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Komisaris INCO, efektif sejak tanggal 31 Mei 2022.

Hendi Prio Santoso resmi masuk menjadi Wakil Presiden Komisaris Vale Indonesia melalui RUPSLB pada 19 Januari 2022. Artinya, tidak sampai 6 bulan dirinya menduduki jabatan tersebut.