Rekomendasi Saham OmFin Pekan Ini: BBTN, PGAS, dan GGRM Jangan Sampai Lolos!
Pekan ini (23-27 November 2020), performa IHSG diprediksi tidak akan sekinclong pekan sebelumnya. Sebab itu, penting bagi investor untuk memilih saham yang benar-benar berpotensi cuan pada pekan terakhir November ini.
Bursa Saham
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu (16-20 November 2020) berhasil ditutup menguat 2,03% ke posisi 5.571,65. Sepanjang perdagangan, IHSG sempat berada pada level tertinggi 5.594,05 dan level terendah 5.494,87.
Saham-saham likuid di Indeks LQ45 menjadi pendorong laju indeks dengan penguatan 2,04%. Sementara dari segi sektoral, penguatan dipimpin oleh emiten di bisnis infrastruktur dan properti dengan kenaikan masing-masing 6,75% dan 4,55%.
Seiring dengan penguatan dari dua sektor ini, investor asing juga berhasil membukukan catatan apik dengan total pembelian Rp16,61 triliun. Sedangkan aksi jual yang dilakukan investor asing hanya Rp15,44 triliun.
Pekan ini (23-27 November 2020), performa IHSG diprediksi tidak akan sekinclong pekan sebelumnya. Sebab itu, penting bagi investor untuk memilih saham yang benar-benar berpotensi cuan pada pekan terakhir November ini.
CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto melihat ada setidaknya tiga saham yang berpotensi cuan pekan ini. Saham pertama ada PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Untuk saham ini, Fendy merekomendasikan beli di harga Rp44.000-Rp44.125 per lembar dengan cut loss Rp42.500. Sementara target jual ada di Rp46.800-Rp47.000.
Selanjutanya ada saham bank pelat merah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dengan harga beli di Rp1.680 per lembar. Sedangkan target jualnya ada di Rp1.900-Rp1.950 per lembar dengan cut loss level Rp1.600.
Terakhir, ada saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) alias PGN. Untuk saham ini, Fendy merekomendasikan beli di harga Rp1.360-Rp1.405 per lembar.
“Dengan stop (cut) loss level di Rp1.295 dan target jual Rp1.580-Rp1.600,” ungkap Fendy yang juga merupakan host podcast OmFin Channel di TrenAsia.com, Minggu, 22 November 2020.
Daging Semua
Pekan lalu, Fendy juga sempat merekomendasikan tiga saham yang layak diperhatikan. Ketiga saham itu, antara lain PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).
BMTR direkomendasikan beli pada haraga Rp230-238 per lembar. Sementara harga jual di Rp270-Rp290 per lembar dengan cut loss level Rp200 per lembar.
Hingga akhir pekan lalu, Jumat, 20 November 2020, saham BMTR ditutup pada level Rp248 per lembar. Artinya, ada keuntungan sebesar 4,2% dari harga beli yang direkomendasikan Fendy.
Sedangkan harga tertinggi BMTR sempat bertengger di level Rp268 per lembar. Nah, jika investor menjual pada harga tertinggi itu, maka keuntungan yang didapat bisa mencapai 12,16%.
Selanjutnya, saham SMRA direkomendasikan beli Rp730-Rp750 per lembar. Harga jual SMRA di Rp800-Rp850 per lembar dengan cut loss level Rp710.
Sampai akhir pekan, saham SMRA ditutup pada posisi Rp780 per lembar. Berarti investor sudah membukukan running profit 1,96%. Namun jika investor sempat menjual saham SMRA di harga tertingginya Rp815 per lembar, maka keuntungan yang didapat bisa menyentuh 6,53%.
Terakhir yang paling fantastis dan cuan besar adalah saham SMBR. Fendy merekomendasikan beli saham SMBR di level Rp550-Rp564 per lembar dengan cut loss level Rp530 dan target jual Rp700-Rp750.
Penutupan harga saham SMBR pekan lalu adalah di level Rp645, sehingga investor membukukan running profit sebesar 15,18%. Sementara harga tertinggi SMBR sempat berada di level Rp680 per lembar atau keuntungan sebesar 21,43%.
“Jadi kesimpulannya untuk saham SMBR kita running profit 15,18% alias daging semua,” pungkas Fendy. (SKO)