Presiden Yoon Suk Yeol
Dunia

Rekor! Investasi Asing di Korsel Naik 11,3 Persen Hingga September

  • Angka tersebut menjadi rekor tertinggi berkat peningkatan investasi di sektor-sektor canggih seperti chip, baterai, dan lainnya.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Investasi langsung dari pihak asing atau foreign direct investment (FDI) yang dijanjikan ke Korea Selatan naik 11,3% dibanding tahun sebelumnya selama sembilan bulan pertama tahun ini. 

Angka tersebut menjadi rekor tertinggi berkat peningkatan investasi di sektor-sektor canggih seperti chip, baterai, dan lainnya. Data tersebut disampaikan Kementerian Industri Korsel pada Rabu, 4 Oktober 2023.

Selama periode Januari hingga September, Korsel menerima komitmen FDI senilai US$23,95 miliar. Tahun lalu mereka “hanya” menerima US$21,52 miliar. Angka tahun ini menandai jumlah tertinggi yang pernah ada untuk data selama sembilan bulan.

Jumlah investasi yang benar-benar tiba di Korea Selatan juga meningkat 20,2% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai rekor tertinggi sebesar US$13,92 miliar.

“Terlepas dari ketidakpastian global, negara ini mengalami peningkatan investasi asing di sektor-sektor maju seperti semikonduktor dan baterai sekunder, yang diharapkan akan membantu memperkuat rantai pasokan dalam negeri dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” kata kementerian, dikutip dari Reuters, Rabu 4 Oktober 2023. 

Berdasarkan sektor industri, komitmen FDI di sektor manufaktur tumbuh 15,7% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$9,02 miliar. Adapun investasi asing melonjak 27% menjadi US$3,32 miliar di sektor elektronik dan listrik. Sementara di sektor teknik kimia, investasinya melonjak 61,1% menjadi US$3,01 miliar.

Sementara itu, sektor jasa juga mengalami peningkatan komitmen FDI sebesar 9,0% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$13,8 miliar selama periode Januari-September. Sektor keuangan dan akomodasi sebagai pendorong utamanya.

Dari pihak investor, Amerika Serikat berjanji melakukan investasi senilai US$5,19 miliar, mengalami penurunan sebesar 27,2% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena efek basis tinggi. Sementara investasi dari Jepang juga turun sebesar 10,5% menjadi US$930 juta.

Namun, investasi dari Uni Eropa meningkat sebesar 38,1% menjadi US$4,0 miliar. Sementara investasi dari China, Hong Kong, dan Taiwan melonjak sebesar 49,9% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$2,23 miliar.

Investasi Greenfield naik sebesar 20,4% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$16,79 miliar. Sementara investasi dalam bentuk penggabungan dan akuisisi (M&A) turun 5,5% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$7,16 miliar.