<p>Foto:  Ptba.co.id</p>
Industri

Rekor! Laba BUMN Bukit Asam 90 Persen Dibagi Untuk Dividen Rp3,65 Triliun

  • Dalam tiga tahun terakhir, Bukit Asam membagikan dividen di atas 70% dari laba bersih yang diperoleh. Pada 2017, PTBA membagikan dividen Rp3,35 triliun sebesar 75% dari laba bersih R4,47 triliun. Kemudian pada 2018, PTBA menebar Rp3,76 triliun untuk dividen dengan rasio 75% dari laba bersih Rp5,02 triliun. Tahun ini, rasio dividen PTBA melonjak hingga 90% menjadi Rp3,65 triliun dari laba bersih Rp4,05 triliun.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. atau PTBA mencatatkan rekor pembagian dividen tertinggi dengan rasio 90% dari laba bersih tahun buku 2019.

Dikutip dari Antara, Kamis, 16 Juli 2020, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah holding tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum itu membukukan laba bersih Rp4,06 triliun sepanjang 2019. Dari laba tersebut, dividen yang dibagikan untuk pemegang saham mencapai Rp3,65 triliun.

Pembagian dividen emiten bersandi saham PTBA tersebut merupakan rasio tertinggi sepanjang sejarah perusahaan tambang batu bara pelat merah itu.

Dalam tiga tahun terakhir, Bukit Asam membagikan dividen di atas 70% dari laba bersih yang diperoleh. Pada 2017, PTBA membagikan dividen Rp3,35 triliun sebesar 75% dari laba bersih R4,47 triliun.

Kemudian pada 2018, PTBA menebar Rp3,76 triliun untuk dividen dengan rasio 75% dari laba bersih Rp5,02 triliun. Tahun ini, rasio dividen PTBA melonjak hingga 90% menjadi Rp3,65 triliun dari laba bersih Rp4,05 triliun.

Selain dividen, PTBA juga berkontribusi menyetorkan royalti dan pajak senilai Rp4,83 triliun kepada negara pada 2019. Perseroan juga mengucurkan dana pertanggungjawabkan sosial dan lingkungan (corporate social responsibility/CSR) senilai Rp177,4 miliar.

Kinerja Tertekan Pandemi

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan pada tahun ini tantangan yang dihadapi perseroan lebih besar di tengah pandemi COVID-19 dan turunnya harga batu bara. Kinerja perseroan tergerus 20,57% pada kuartal I-2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya akibat pandemi yang mulai terasa pada Maret 2020.

Selain itu, Arviyan juga menambahkan tantangan dihadapi perseroan disebabkan oleh merosotnya harga batu bara di Indeks Newcastle sebesar 28% dan ICI-3 sebesar 16% dibandingkan dengan kuartal I-2019.

Kendati demikian, Arviyan memastikan kondisi operasional dan keuangan perseroan masih positif hingga saat ini meski diterpa pandemi COVID-19. Dia meyakini kinerja positif ini dapat bertahan hingga akhir 2020. (SKO)